"Jadi, mandiri artinya tidak bergantung pada orang lain, ya, Ma?!" Butet menyimpulkan pidato mamanya.
"Pintar kau, Nak!" puji mama Butet sambil mengusap rambut anaknya. Butet kini mulai mengerti makna Hari Kartini. Ia bersyukur karena mempunyai ibu yang bersemangat Ibu Kartini. Butet tidak bisa membayangkan jika ibunya hanya pandai berdandan dan memakai pakaian bagus. Wah! Kacau kali, bah, jadinya!! Ia tentu tidak bisa bersekolah!!
Di Hari Kartini itu, Butet berjanji pada dirinya sendiri. Ia akan berusaha belajar sebaik-baiknya agar menjadi anak perempuan yang pandai dan jujur. Ibu Kartini, kan, sudah cape-cape berjuang supaya anak perempuan juga bisa bersekolah. Butet tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sudah tersedia itu. Kalau besar nanti, ia juga ingin seperti ibunya.. Menjadi wanitayang ehem..ehem.. mandiri! Terima kasih dan selamat ulang tahun, Ibu Kartini!!
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vanda Parengkuan.