Monster Naga dari Utara (Bag.3)

By Vanda Parengkuan, Selasa, 1 Mei 2018 | 12:00 WIB
Monster Naga dari Utara (Bag.3) (Vanda Parengkuan)

Putri Ros semakin kagum pada Leopold. Leopold pun kagum pada kecantikan Putri Ros. Raja Veljo menepati janjinya. Ia memberikan sebagian kerajaannya untuk Leopold.

Kebahagiaan Leopold semakin bertambah, ketika lamarannya diterima Putri Ros. Ia dan Putri Ros lalu menikah. Upacara pernikahan mereka dihadiri oleh beberapa raja dari kerajaan tetangga. Mereka semua bersyukur karena kerajaan mereka pun selamat dari amukan monster naga.

Akan tetapi, karena terlalu bahagia, penduduk kerajaan itu lupa mengubur bangkai monster naga. Udara di lembah tempat monster naga itu tergeletak, kini dipenuhi bau busuk. Angin membawa bau busuk itu, sehingga seluruh wilayah kerajaan dipenuhi bau busuk. Wabah penyakit pun mulai menjalar. Warga kerajaan Veljo mulai banyak yang jatuh sakit.

Dalam kesusahan ini, Leopold kembali mencari pertolongan ke tempat Tarkus Yang Bijak. Walau agak cemas, Putri Ros melepaskan suaminya pergi ke negeri Timur. Dengan bantuan cincin Raja Salomo, Leopold terbang bagai burung, menuju ke tempat Tarkus. Leopold merasa sangat beruntung telah berhasil mencuri cincin itu. Namun, ada pepatah lama yang mengatakan, keuntungan yang didapat dari perbuatan kurang baik, tidak akan berhasil.

Magia si gadis penyihir ternyata tidak pernah berhenti mencari cincinnya. Dengan kekuatan sihirnya, ia akhirnya tahu kalau cincin itu masih berada pada Leopold. Ia juga tahu, kalau Leopold sedang dalam perjalanan ke tempat Tarkus dalam wujud seekor burung.

Magia segera mengubah dirinya menjadi seekor elang dan bersembunyi antara dedaunan pohon. Matanya terus menatap ke langit menunggu Leopold. Akhirnya, ketika melihat burung berkalung cincin, Magia langsung mengenalinya.

Elang Magia melesat ke angkasa dan langsung menyergap Leopold yang berwujud burung. Cakar elang Magia merebut cincin di leher burung jelmaan Leopold. Leopold tak sempat mencegahnya. Elang itu lalu membawa terbang mangsanya dan mendarat di tanah.

Keduanya kini menginjak tanah dalam wujud manusia kembali. Mereka saling bertatapan dengan wajah marah.

"Sekarang kau dalam kekuasaanku, Leopold!” seru Magia si gadis penyihir. “Tadinya kau akan kujadikan pelayanku. Hidup bahagia dan abadi di istanaku! Tapi kau malah mencuri cincinku dan berharap hidup bahagia sebagai menantu Raja Veljo? Kau tak akan aku ampuni, Leopold!”

“Maafkan aku, Magia… Aku terpaksa mengambil cincin itu untuk membunuh monster naga…” kata Leopold ketakutan.

“Permintaan maafku sudah terlambat! Sekarang, terimalah hukumanku!” seru Magia sambil meletakkan cincin di ibu jari kirinya. Ia lalu mengangkat Leopold dengan satu tangan, dan berjalan pergi membawa pemuda malang itu. Namun kali ini, Magia tidak membawa Leopold ke istananya yang indah. Melainkan ke gua batu di bawah tanah.

Di gua itu, Leopold diikat dengan rantai agar tidak bisa melarikan diri.