Benizara dan Kekizara

By Vanda Parengkuan, Minggu, 29 April 2018 | 04:00 WIB
Benizara dan Kekizara (Vanda Parengkuan)

Ia lalu memberitahu Benizara jalan untuk pulang. Nenek itu juga memberikan tiga macam benda. Sekantong penuh kacang kastanye, sebuah kotak kecil, serta segenggam nasi.

“Berikan sekantong kacang kastanye ini untuk bibimu supaya kau tidak dimarahinya. Dan kotak kecil ini adalah kotak ajaib. Jika kau butuh sesuatu, katakanlah apa yang kau butuhkan itu, lalu ketuk kotak ini tiga kali. Maka benda yang kau inginkan akan muncul. Nah, dalam perjalananmu nanti, kau akan bertemu dengan kedua anakku, si siluman hutan. Kau harus segera menempelkan nasi yang kuberikan ini di sekitar mulutmu. Kemudian, berbaringlah seolah-olah kau sudah mati.”

Benizara sangat berterimakasih atas semua bantuan si Nenek. Ia kemudian melanjutkan perjalanan pulang.

Di tengah jalan, ia mendengar bunyi seruling yang sedang menuju ke arahnya. Benizara teringat pesan Nenek tadi. Ia segera menempelkan nasi di sekitar mulutnya, lalu berbaring seolah-olah ia telah mati.

Tak lama, muncullah dua siluman melewati tubuh Benizara yang sedang terbaring.

“Kak, sepertinya aku mencium bau manusia,” kata salah satu siluman. Kemudian, ia mendekati Benizara. “Tubuh ini sudah busuk, Kak. Lihat, mulutnya saja sudah dipenuhi belatung putih,” katanya lagi. Akhirnya, kedua siluman itu meninggalkan Benizara. Mereka melangkah pergi sambil terus meniup seruling mereka.

Dalam keadaan yang masih terbaring, Benizara tetap memasang telinga. Setelah bunyi seruling tak terdengar lagi, ia cepat-cepat melangkah pergi untuk melanjutkan perjalan.

Esok paginya, Bibi Haru pergi ke halaman rumah. Ia belum melihat ada tanda-tanda Benizara akan pulang. Bibi Haru sangat senang, karena ia mengira Benizara sudah dimakan serigala. Namun, betapa terkejutnya Bibi Haru ketika siangnya, Benizara muncul dengan keadaan sehat. Ia membawa sekantong kastanye pula.

Beberapa waktu kemudian, ada Festival Sakura di pusat kota. Penduduk kota akan berkumpul menikmati bunga-bunga sakura yang bermekaran. Akan ada banyak pedagang pula seperti bazar di pusat kota. Bibi Haru tidak ingin Benizara pergi ke acara itu. Ia  lalu memberikan Benizara pekerjaan yang sangat banyak. Benizara pasti akan sibuk sepanjang hari, pikir Bibi Haru.

Sementara, Benizara ingin sekali melihat Festival Sakura. Teman-temannya datang menjemput untuk pergi bersama ke acara itu.

“Maafkan aku, teman-teman. Tugasku belum selesai, aku tidak bisa pergi,” jelas Benizara.

“Tenang saja, kami semua akan membantumu. Setelah itu kita pergi bersama!” Teman-teman Benizara lalu membantu menyapu lantai, membereskan rumah, mencuci pakaian, dan sebagainya. Semua tugas akhirnya selesai. Namun, Benizara lalu sadar, semua temannya memakai kimono yang sangat indah. Sementara ia hanya memiliki kimono usang.