Mencari Aku-Tidak-Tau-Benda-Apa-Itu (Bag. 2)

By Vanda Parengkuan, Sabtu, 12 Mei 2018 | 08:00 WIB
Mencari Aku-Tidak-Tau-Benda-Apa-Itu (Bag. 2)p (Vanda Parengkuan)

“Pergilah, ke tempat aku-tidak-tau-di mana, dan berikanlah  kepadaku aku-tidak-tau-benda apa itu!” kata Raja Feliks lagi.

Kali ini, Volya pulang tanpa khawatir. Dia yakin, Katya bisa menyelesaikan masalah ini. Namun, setelah mendengar cerita Volya, kali ini Katya terlihat sedih. Ia berkata, “Volya, ini bukan tugas mudah. Ini malah tugas yang paling sulit.”

Sekali lagi Katya mengambil selendangnya, dan memanggil Nenek Katak serta berkata, “Nenek Katak, apakah kau bisa pergi ke tempat-aku-tidak-tau-di mana dan membawakan aku aku-tidak-tau-benda apa itu?”

Nenek Katak berpikir keras, menghela napas dan berkata, “Ini baru tugas yang berat, Katya yang cantik. Aku bahkan tidak bisa mencarinya sendirian. Volya, naiklah ke punggungku dan aku akan membawamu ke sana. Ke tempat-aku-tidak-tau-di mana dan mencari aku-tidak-tau-benda apa itu.”

Volya melihat Nenek Katak dengan cemas, “Aku akan menindihmu, jika aku duduk di atasmu!”

Namun Nenek Katak berkata, “Tenang saja, dan duduklah!” perintahnya.

Volya lalu duduk di atas Nenek Katak. Katak ajaib itu lalu menarik napas dalam-dalam. Sebentar saja, tubuhnya langsung membesar sebesar kuda. Ia lalu mulai melompat. Pada lompatan pertama, mereka tiba di luar kota. Pada lompatan kedua, mereka sudah melewati Hutan Hitam. Nenek Katak terus melompat, hingga mereka tiba di tepi laut.

Pada lompatan berikutnya, mereka mendarat di Pulau Tembaga, tempat  domba berbulu emas pernah terikat pada tiang perak. Lompatan besar berikutnya, mereka tiba di Pulau Perak, tempat kucing pengantar tidur pernah terikat pada tiang emas. Dan pada lompatan besar berikutnya, mereka tiba di Pulau Emas.

Di sana, Nenek Katak berkata, “Aku harus meninggalkanmu di sini, Volya. Sekarang, kau harus menolong dirimu sendiri, sebab aku tidak dapat menolongmu lagi. Pergilah ke manapun kakimu membawamu. Ikuti hatimu, dan pergilah ke sana, ke tempat-aku-tidak-tau-di mana. Kamu pasti bisa menemukan aku-tidak-tau-benda apa itu.”  Lalu, Nenek Katak pergi meninggalkan dia.

Volya berjalan ke mana kakinya melangkah. Setelah cukup lama berjalan, ia tiba di tempat-aku-tidak-tau. Ia terus berjalan hingga tiba di sebuah pondok, tetapi itu bukanlah pondok.

Ia masuk dan sampai pada suatu ruangan, tetapi itu bukanlah suatu ruangan. Ia bersembunyi di balik perapian, tetapi itu bukanlah perapian. Saat Volya duduk bersembunyi, ia melihat seorang pria kurus berjalan masuk. Janggutnya panjang hingga mencapai sikunya. Ia duduk di sebuah meja dan berteriak,

“Paman Nauma, aku ingin makan!”