Seketika itu juga, meja itu langsung penuh dengan makanan. Ada daging panggang yang lezat dan satu tong susu segar. Pria kurus itu mulai menyantap dengan sangat rakus. Ia juga menghabiskan satu tong susu segar. Saat semuanya telah habis, lelaki itu berteriak, “Paman Nauma, bersihkan meja ini!”
Dalam sekejap, meja menjadi bersih tanpa ada benda apapun di atasnya. Lelaki kurus itu lalu pergi begitu saja.
Setelah tinggal sendirian di ruangan itu, Volya jadi terpikir untuk mencoba melakukan hal yang sama. Maka ia pun berteriak,
“Paman Nauma, bisakah kau memberiku makanan?”
Dalam sekejap, meja itu kembali penuh dengan makanan. Volya tidak pernah melihat makanan sebanyak ini. Ia lalu duduk di meja itu dan berkata,
“Paman Nauma, datanglah dan duduk bersamaku. Kita makan bersama-sama, yuk!”
Tiba-tiba terdengar suara bagai gemuruh di dekat Volya,
“Terima kasih, temanku yang baik! Aku telah melayani banyak orang selama seribu tahun, tetapi tidak pernah ada yang mengundangku untuk ikut makan bersama. Tak ada yang pernah memberiku bahkan sepotong roti pun. Tapi kau sungguh baik, mengundangku untuk makan bersama.”
Volya tetap tidak melihat Paman Nauma. Namun, daging yang berada di atas meja itu tampak terpotong dengan sendirinya. Lalu terlihat seperti dimakan oleh sesuatu. Cangkir susu yang sudah tersedia juga kosong dengan sendirinya.
Ketika mereka berdua sudah kenyang, Volya berkata, “Sekarang, biarkan aku melihat wujudmu, Paman Nauma.”
Suara itu menjawab, “Aku tidak bisa melakukan itu. Kamu sudah melihatku, aku adalah si aku-tidak-tau-benda apa itu.”
“Astagaaa... kau adalah orang yang selama ini aku cari!” teriak Volya gembira. Ia memberitahu Paman Nauma maksud kedatangannya ke tempat itu.