Misteri Monyet Hijau (Bag.1)

By Vanda Parengkuan, Senin, 26 Maret 2018 | 08:00 WIB
Misteri Monyet Hijau (Bag.2) (Vanda Parengkuan)

Raja Edgar sangat sedih mendengar kabar itu. Ia sampai jatuh sakit, dan tak lama kemudian meninggal dunia.

Putri Fay sangat gembira, karena kini ia menjadi Ratu Fay yang berkuasa di kerajaan itu. Sementara Marley, anaknya, menjadi putera mahkota menggantikan Pangeran Alphege.

Akan tetapi, rakyat kerajaan itu tidak menyukai Ratu Fay. Ia memungut pajak yang tinggi dari rakyatnya. Rakyat juga yakin, kalau hilangnya Pangeran Alphege, pasti karena ulah Ratu Fay.

Tahun demi tahun berlalu. Pak Alden pun meninggal dunia. Bu Alden juga pensiun dan membawa Zayda pulang ke rumah mereka sendiri. Zayda telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Keduanya tak pernah melupakan Pangeran Alphege dan selalu sedih setiap kali mengenangnya.

Tak hanya Zayda, Marley pun telah tumbuh dewasa. Ia bahkan telah menjadi raja muda. Marley sangat suka berburu. Ia sering pergi ke hutan bersama putra-putra para bangsawan.

Suatu hari, setelah lelah berburu rusa, Marley beristirahat sejenak di dekat sungai kecil. Teman-temannya telah menyediakan tenda indah untuknya di situ. Pada saat akan melahap makan siangnya, tiba-tiba ia merasakan ada yang sedang mengamatinya. Raja Marley akhirnya sadar, ada seekor    monyet kecil duduk di atas sebatang pohon. Warna bulunya hijau terang. Monyet itu menatapnya lembut sehingga membuat Raja Marley terharu.

Putera-putera bangsawan lainnya hendak melempari monyet itu dengan buah-buahan. Namun Raja Marley melarang mereka. Monyet itu terus menatap Raja Marley sambil berpindah dari dahan ke dahan. Perlahan, ia lalu mendekati Raja Marley. Raja muda itu segera menawari monyet itu makanan.

Monyet yang tampak jinak itu, mengambil makanan dari tangan Raja Marley. Ia lalu makan dengan tenang di sisi raja itu. Raja Marley sangat gembira. Ia memeluk monyet itu dan membawanya pulang ke istana. Raja Marley merawat sendiri monyet hijau itu dengan telaten.

Suatu pagi, Bu Alden dan Zayda sedang duduk santai di ruang keluarga. Jendela ruangan mereka terbuka lebar. Tiba-tiba saja, monyet hijau itu melompat masuk ke dalam. Rupanya, monyet itu melarikan diri dari istana.

Zayda dan Bu Alden tadinya ketakutan. Namun, monyet itu tampak sangat jinak dan menatap mereka dengan lembut.

Zayda akhirnya memberanikan diri mengelus kepala monyet itu. Tak lama kemudian, Zayda dan Bu Alden sudah akrab dengan hewan jinak itu. Si monyet melompat kesana kemari, menari menghibur Zayda dan ibunya.  

Monyet itu cukup lama berada di rumah Bu Alden. Sampai akhirnya, datanglah Raja Marley ke rumah itu untuk menjemput monyetnya. Namun, monyet hijau itu berteriak-teriak di gendongan Raja Marley, seakan tidak ingin kembali ke istana.

(Bersambung)

Teks: Adaptasi dongeng Inggris / Dok. Majalah Bobo