Pertemuan Rahasia di Belakang Toko Tua (Bagian 1)

By Putri Puspita, Selasa, 7 November 2017 | 10:00 WIB
Di belakang toko tua (Putri Puspita)

“Sudah, turuti Ibu saja daripada bahaya,” kata Ibu memotong perkataan Ari. “Besok, kamu diantar jemput saja sama Pak Pur, ya,” tambah ibu lagi. Jika sudah begini, artinya ibu serius meminta Ari tak lagi pergi ke belakang toko tua yang jadi tempat berkumpulnya pengamen dan preman.

Ari sedih sekali mendengar permintaan Ibu. Namun, benar juga, pasti ibu khawatir karena daerah itu terkenal berbahaya. Apalagi suatu hari, Ari pernah dipalak di sana.

Namun, Ari sangat ingin bertemu Rudi. Ia ingin berterima kasih pada Rudi yang menolongnya. Rudi berbeda dari anak lainnya. Rudi suka menolong, bahkan sampai menyebabkan gitarnya rusak karena membantu Ari melawan preman. Ari ingin Rudi kembali punya gitar.

Keesokan harinya, Ari sembunyi-sembunyi bolos dari sekolah musiknya. Ia ingin bertemu Rudi, mencoba memberi uang untuk ganti rugi gitar. Ari pun pergi ke balakang toko tua. Ia menemukan Rudi sedang duduk selonjoran.

“Rudi, akhirnya kita bisa bertemu!” kata Ari berseru.

“Eh, kamu anak yang kemarin diganggu, ya. Kenapa balik kemari? Bahaya!” kata Rudi.

“Aku ingin ucapka terima kasih,” kata Ari. Ia pun memberikan beberapa lembar uang untuk Rudi. “Terimalah, gitarmu rusak karena aku,” kata Ari.

“Tidak, tidak,” Rudi langsung menepis tangan Ari. “Aku tidak mau terima uang itu, aku hanya ingin menolong,” kata Rudi.

Rudi pun berjalan cepat meninggalkan Ari.

“Rud, tunggu! Aku hanya ingin berterima kasih,” kata Ari. “Lebih baik kamu pulang saja, Ri. Aku tidak perlu dibalas dengan uang, kok,” kata Rudi sambil tersenyum.

Lalu bagaimana cara membalasnya?

Ari bertanya dalam hati. Rudi sangat baik. Namun, Ari tetap ingin membalas kebaikan Rudi.

Dari kejauhan lagi-lagi Ari melihat Bibi. “Astagaaa… gawat jika ketahuan Bibi!” kata Ari. Ia pun berlari dengan kencang. Ari takut ketahuan Bibi dan Ibu bolos sekolah musik untuk pergi bertemu Rudi. Ibu pasti kecewa kalau tahu Ari bolos. Ibu bisa-bisa menyuruh Pak Pur menungguinya setiap detik.

Ari berlari sampai berhenti di sebuah tikungan. Pasti Bibi tak lewat. Di sana ia terkejut karena melihat Rudi memainkan gendang sambil bernyanyi.

Orang-orang yang lewat suka mendengarkan dan memberikan uang ke dalam kaleng di depan Rudi.

Aha! Tiba-tiba Ari mendapat ide untuk berterima kasih pada Rudi.

Bersambung…

Teks dan Foto: Putri Puspita | Bobo.ID