Misteri Sandi Menari (Bag. 3)

By Vanda Parengkuan, Jumat, 13 April 2018 | 20:10 WIB
Misteri Sandi Menari (Bag. 3) (Vanda Parengkuan)

Sejak percakapan dengan Pak Cubbit itu,  Sherlock Holmes tampak serius. Ia sering terlihat mengambil kertas bergambar itu dari notesnya dan mengamati dengan serius. Ia juga menulis-nuliskan angka di atas tiap gambar. Namun Sherlock tidak pernah membicarakan masalah gambar itu pada Watson.

Sampai akhirnya, dua minggu kemudian, suatu sore, ketika Watson akan keluar rumah, Sherlock memanggilnya kembali.  

"Watson, sebaiknya kamu jangan pergi!” "Mengapa?"     

"Karena aku dapat surat dari Pak Hilton Cubbit pagi ini. Kamu ingat  Pak Hilton Cubitt, yang membawa gambar orang-orang menari? Dia akan datang, dan mungkin sebentar lagi dia akan tiba di sini. Dari isi suratnya, sepertinya dia mau cerita tentang kejadian baru yang penting." Sherlock Holmes dan dokter Watson tidak lama menunggu. Pak Hilton Cubbit tiba dengan kereta kuda yang membawanya dari stasiun kereta api. Wajah Pak Cubbit tampak cemas. Matanya lelah dan dahinya berkerut. "Masalah ini semakin membuat saya kacau, Pak Holmes,” katanya, sambil duduk di kursi seperti orang letih. "Saya sudah cukup cemas dengan perbuatan orang misterius itu. Sekarang, ditambah lagi dengan keadaan istri saya yang semakin hari semakin murung. Rasanya saya sudah tidak tahan lagi.”

“Apa istri Anda sudah bercerita tentang sesuatu?” tanya Holmes.

“Belum. Beberapa kali sepertinya dia ingin bercerita. Tapi tidak jadi karena dia tidak berani. Kata Elsie,  dia cemas karena keluargaku berasal dari kalangan terhormat. Keluarga yang bersih dan tidak pernah melakukan kesalahan yang memalukan. Tapi Elsie tidak cerita, apa sebetulnya yang membuatnya dia cemas…” Pak Cubbit tampak putus asa. "Tapi, apakah Anda sudah mendapatkan petunjuk baru?” "Ya, Pak Holmes. Saya menemukan beberapa gambar baru. Gambar orang-orang menari yang bisa segera Anda teliti. Dan yang paling penting, saya sudah melihat orang yang membuat gambar ini!” "Apa? Anda sudah melihat pelakunya?” "Ya, saya melihat dia saat sedang membuat hierogliph. Tapi saya akan bercerita secara berurut pada Anda. Setelah saya berkunjung ke kantor Anda waktu itu, esok paginya, saya menemukan lagi gambar orang-orang menari itu. Hieroglyph itu digambar dengan kapur pada pintu kayu hitam gudang perkakas. Gudang itu terletak di samping halaman, dan terlihat jelas dari jendela depan rumah saya. Saya sudah menyalin gambar itu, dan inilah dia.” Pak Cubbit membuka lipat sehelai kertas dan meletakkannya di meja. Inilah salinan hieroglyph itu.

"Hebat!" kata Holmes. "Ini kemajuan yang bagus, Pak Cubbit!" "Setelah saya salin, hieroglyph di pintu itu saya hapus. Tapi dua hari kemudian, di pagi hari, saya menemukan hieroglyph baru lagi. Saya punya salinannya juga."  Pak Cubbit kembali membuka kertas salinannya yang lain.

Sherlock Holmes menggosok tangannya dan tertawa girang,

“Keren! Bahan-bahan untuk saya teliti bertambah dengan cepat!” pujinya. "Tiga hari kemudian, saya temukan lagi tulisan hierogliph yang tidak rapi pada sehelai kertas. Kertas itu diletakkan di bawah kerikil  di jam matahari. Ini dia kertasnya. Coba perhatikan gambar-gambar orangnya. Sama persis dengan gambar hieroglyph yang terakhir saya temukan di pintu gudang,” ujar Pak Cubbit mulai emosi. Ia terdiam sejenak, lalu meneruskan ceritanya.

Menurut Pak Cubbit, suatu sore, ia memutuskan untuk mengintai. Ia duduk diam di ruang kerjanya. Dari ruang kerjanya, Pak Cubbit bisa melihat taman dan halaman rumput di pekarangan rumahnya yang sangat luas. Pada pukul dua pagi, ia duduk di dekat jendela. Semuanya gelap, kecuali sinar bulan di luar.

Di saat itu, Pak Cubbit mendengar langkah kaki di belakangnya. Ternyata itu Elsie, istrinya. Elsie mengajak Pak Cubbit untuk segera tidur. Namun, Pak Cubbit bilang terus terang, bahwa ia ingin melihat orang yang sudah mempermainkan mereka selama ini. Elsie berkata bahwa itu hanya bercandaan orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi Pak Cubbit tidak usah terlalu memerhatikannya.

Elsie malah mengajak Pak Cubbit untuk pergi traveling berdua. Agar mereka terhindar dari keisengan orang jahat itu. Namun Pak Cubbit tidak setuju. Menurut Pak Cubbit, rasanya aneh kalau cuma gara-gara orang aneh itu, Pak Cubbit jadi harus pergi dari rumahnya sendiri. Elsie akhirnya mengajak Pak Cubbit untuk segera tidur, dan membicarakan hal itu lagi besok pagi.