Misteri Sandi Menari (Bag. 10)

By Vanda Parengkuan, Sabtu, 24 Februari 2018 | 13:00 WIB
Misteri Sandi Menari (Bag. 10) (Vanda Parengkuan)

“Itulah kisah yang sebenarnya, Pak. Setelah kejadian itu, saya tidak tahu bagaimana keadaan Elsie. Sampai akhirnya, seorang pemuda bernama Jim mengantarkan surat dengan sandi orang menari. Saya kira, surat itu betul dari Elsie. Tapi ternyata, itu hanya perangkap yang membuat saya tertangkap di tangan Anda,“ kata Abe Slaney sedih dan pasrah.  

Sementara Abe Slaney berbicara tadi, sebuah kereta kuda sudah tiba. Dua polisi berseragam duduk di atasnya. Inspektur Martin bangkit dan menyentuh Abe Slaney di bahu.

"Sudah saatnya kita pergi."

"Dapatkah saya melihat Elsie dulu?"

"Tidak bisa. Bu Cubbit sudah dibawa ke rumah sakit. Ia masih terguncang dan belum bisa bicara!" ujar Inspektur Martin tegas. Ia lalu melihat ke arah Holmes dan berkata,

"Pak Sherlock Holmes, andai ada kasus menarik lagi, saya harap Anda berada di sisi saya!"  

Sherlock Holmes hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya penuh hormat.

Sherlock dan Watson berdiri di jendela dan menyaksikan kereta kuda itu pergi. Saat Watson berbalik, matanya melihat kertas yang tadi Abe lemparkan ke atas meja. Itu catatan yang dibuat Holmes dengan gambar orang menari.

"Apakah kamu bisa membacanya, Watson…," kata Sherlock sambil tersenyum. “Kalau kamu menggunakan kode yang sudah saya jelaskan tadi, terjemahannya hanya ‘segera datang.’  Saya yakin, itu adalah undangan yang tidak akan ditolak oleh Abe Slaney. Sebab itulah yang dia nantikan selama ini. Jadi, Watson, kita berhasil menggunakan sandi orang menari itu untuk kebaikan. Walau selama ini, sandi itu dipakai untuk hal yang jahat.”

Dokter Watson tersenyum dan mengangguk. “Kau betul, sahabatku.”

“Watson, aku sudah menepati janjiku padamu, untuk memberikan ide cerita yang menarik untuk novelmu. Oya, kereta kita akan berangkat pukul 3.40. Aku senang kita bisa kembali ke Baker Street untuk makan malam," kata Sherlock lagi.

Begitulah... 

Hukuman untuk Abe Slaney diringankan, karena pertimbangan bahwa Hilton Cubitt yang menyerangnya terlebih dulu. Ia dihukum harus mengikuti kerja paksa di Norwich.

Elsie akhirnya pulih dan merawat Pak Cubbit sampai suaminya itu sehat kembali. Mereka lalu mengabdikan diri dengan menolong anak-anak miskin dan terlantar. Mereka hidup bahagia di Ridling Thorpe Manor.  

(Tamat)

Teks: Adaptasi cerita petualangan Sherlock Holmes / Dok. Majalah Bobo