Serba-serbi Seni Merajut

By Putri Puspita, Selasa, 2 Januari 2018 | 09:15 WIB
Kreasi Seni Merajut (Putri Puspita)

Bobo.id - Dulunya, seni merajut umumnya menjadi kegiatan orang yang sudah tua. Namun, saat ini seni merajut sudah berkembang hingga anak remaja, bahkan kreasi produknya lebih beragam. Penasaran?

Asal Mula Seni Rajutan

Merajut adalah kegiatan yang tak kenal batas wilayah, berkembang di seluruh dunia. Tidak ada yang benar-benar tahu di mana awal mula seni merajut ini dimulai.

Penemuan yang dianggap berkaitan adalah sepasang kaus kaki berbahan katun dengan motif rajutan tangan  pada tahun 1000 M di Mesir.

Muncul dugaan bawah seni merajut muncul dari Timur Tengah, terutama dilihat dari rajutan permadani yang dibuat di sana.

Ini juga diungkapkan oleh seorang peneliti sejarah, Julie Theaker dalam artikel berjudul History of Knitting.

Laki-laki 

Kalau dilihat sekarang, banyak perajut adalah seorang perempuan. Namun, pada masa awal seni ini berkembang, para perajut adalah laki-laki.

Setiap pemuda yang ingin ikut harus melalui tes dan proses magang terlebih dahulu sampai akhirnya disebut master.

Setiap master harus memastikan bahwa kualitas bahan dan motif rajutan adalah yang terbaik karena jika ditemukan kesalahan, gelar masternya bisa dicopot.

Benang dari Emas

Pada zaman dahulu, ketika seni merajut terkenal di Eropa, pernah dibuat sebuah jubah rajutan dan benang emas.

Baca juga: Seni Ventriloquisme, Dulu Dianggap Praktik Sihir

Wiiihhh! Jubah dari benang emas ini diberikan kepada bangsawan istana.

Seni rajutan juga digunakan oleh para tentara perang, seperti seragam rentara Jerman saat Perang Dunia II.

Sebelum abad ke-19, seni merajut dilakukan dengan menggunakan benang wol dibantu dengan dua stik hakken dan dilakukan dengan tangan. Nantinya akan diperoleh baju, sepatu, topi, atau sarung tangan yang tebal dan hangat. 

Baca juga: Mural, Seni Lukis Sejak Abad Sebelum Masehi

Berkembang di Masyarakat

Awalnya, pakaian hasil rajutan hanya digunakan oleh bangsawan istana atau prajurit perang.

Namun, perlahan-lahan seni ini berkembang juga di masyarakat.

Contohnya, kebiasaan merajut sweater di Pulau Aran, lalu di Inggris, para perempuan bangsawan diwajibkan bisa merajut pada masa Ratu Victoria.

Di Indonesia sendiri, seni merajut dibawa oleh Belanda pada masa penjajahan. Saat itu perempuan Indonesia diajarkan cara merajut oleh noni-noni Belanda.

Macam-macam

Seni rajut pun berkembang yang awalnya menggunakan benang wol saja, menjadi menggunakan benang katun bahkan sampai serat sutera sehingga produknya lebih riangan.

Motifnya pun juga berkembang terus jadi semakin unik.

Jika kita tahu bahwa seni merajut bisa menghasilkan topi, sarung tangan, tas, dan baju.

Kini berkembang juga seni rajutan yang lucu-lucu, seperti gantungan kunci, gelang, dan berbagai macam pernak-pernik unik.