Bubo Raksasa dan Dio Gembala

By Vanda Parengkuan, Selasa, 13 Maret 2018 | 12:00 WIB
Bubo Raksasa dan Dio Gembala (Vanda Parengkuan)

Dio menuruti perintah Bubo. Ajaibnya, beberapa detik kemudian, ia sudah tiba di sebuah aula besar. Dio terpukau kagum. Dinding aula itu terbuat dari emas. Kursi-kursi dan meja-meja makan untuk undangan berukir-ukir indah.

Tak lama kemudian, makanan-makanan dan minuman lezatpun terhidang. Dio gembira ketika melihat kue-kue bolu besar juga terhidang. Dio makan dengan lahap di dalam piring-piring makanan lezat. Setelah kekenyangan, Dio melihat ke sekeliing. Semua tamu tampak sibuk makan dan minum. Maka diam-diam, ia mengambil sepotong kue bolu dan memasukkannya ke dalam kantongnya.

“Lumayan untuk makan siangku besok,” gumamnya.

Tak lama kemudian, Bubo mendekat dan berbisik pelan, “Anak manusia, dimana kamu?”

“Aku di sini,” kata Dio.

"Pesta telah selesai. Berpeganglah di lenganku supaya aku bisa membawamu ke atas lagi!”

Dio si anak gembala bergelantungan di lengan raksasa itu. Dan beberapa saat kemudian, Dio telah berada di atas tanah lagi. Namun Bubo telah menghilang.

Dengan gembira, Dio kembali ke padang rumput tempat sapi-sapinya menunggu. Ia pun membuka ikat pinggang ajaib yang tadi  membuatnya kasat mata. Ikat pinggang itu lalu disembunyikannya di dalam tasnya..

Keesokan paginya, Dio merasa lapar. Ia mengeluarkan potongan kue bolu  yang diambilnya dari pesta Bubo. Namun, bolu itu ternyata menjadi sangat keras. Dengan putus asa, Dio sekali lagi menggigit kue bolu itu sekuat tenaga. Bolu itu tidak juga terpotong. Namun…

TRING!

Sungguh aneh! Dari mulutnya malah menggelinding jatuh sepotong emas. Potongan emas itu berguling-guling di kakinya. Dio kembali menggigit kue bolu untuk kedua kalinya dan ketiga kalinya… Dan setiap kali ia menggigit, setiap kali pula sepotong emas jatuh dari mulutnya. Namun potongan bolu itu tetap utuh.

Dio sangat gembira dengan nasib baiknya. Ia menyembunyikan kue bolu ajaib itu di tasnya. Ia lalu bergegas pergi membeli makanan di warung terdekat. Lalu, ia kembali mengurusi sapi-sapi majikannya.