Orang-orangan Sawah, Teman Petani

By Aan Madrus, Selasa, 9 Januari 2018 | 10:46 WIB
Orang-orangan sawah. (Aan Madrus)

Bobo.id - Orang-orangan sawah adalah boneka sederhana. Boneka ini terbuat dari 2 batang kayu yang dirangkai sedemikian rupa lalu diberi topi dan baju.

Orang-orangan sawah dipasang di tengah sawah.

Teman Petani

Orang-orangan sawah adalah teman petani. Ia membantu petani menjaga padi dari hama burung selama 24 jam setiap hari, selama dibutuhkan.

Burung suka makan benih padi yang baru ditebar. Mereka juga makan tunas-tunas padi, dan makan bulir-bulir pada yang siap dipanen.

Diharapkan dengan adanya orang-orangan sawah, burung-burung  itu menganggap ada petani sedang menjaga sawah sehingga mereka tidak  berani mendekat.

Baca juga: Jatiluwih, Keindahan Sawah di Pulau Dewata

Ada di Mana-mana

Orang-orang sawah selalu dikaitkan dengan desa dan pertanian, perkebunan, serta ladang. Orang-orang sawah tidak hanya ada di desa Indonesia.

Di desa-desa di negara lain yang penduduknya hidup bertani, juga dikenal orang-orangan sawah. Tentu saja dengan bentuk dan nama yang berbeda-beda sesuai budaya setempat.

Di Indonesia, orang Sunda menyebut orang-orangan sawah dengan kata beubeugig. Sedangkan orang Jawa menenyebutnya memedi manuk.

Di  Eropa, boneka kayu digunakan untuk menjaga kebun anggur dan kebun sayuran. Dalam bahasa Inggris boneka kayu ini disebut scarecrow.

Orang Prancis menyebutnya epouvantail. Orang Italia menyebutnya spaventapasseri. Orang Potugal menyebutnya, espantalho. Sedangkan orang Spayol menyebutnya  espantapájaros.

Baca juga: Sawah Merah Muda

Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun

Di Jepang boneka kayu penjaga sawah disebut  kakashi. Kakashi sudah ada sejak berabad-abad yang lalu.

Buktinya, di dalam buku kumpulan cerita berjudul Kojiki, ada cerita tentang orang-orangan sawah. Kojiki disusun pada tahun 712 dan menjadi salah satu buku tertua di Jepang.

Sekarang di Jepang setiap tahun diselenggarakan festival orang-orangan sawah. Nama acaranya “Kakashi Matsuri”. Festival ini selenggarakan di Kaminoyama, Yamagata.

Baca juga: Melukis di Atas Sawah

Foto: Creative Commons