Gara-Gara Pemilihan Raja Burung

By Sylvana Toemon, Selasa, 10 April 2018 | 08:00 WIB
Gara-gara pemilihan raja burung (Sylvana Toemon)

Semua burung sedang berkumpul. Mereka saling memberi usul untuk pemilihan raja burung. Lama sekali mereka bermusyawarah, tetapi belum mencapai kesepakatan.

“Bagaimana kalau kita mengadakan pertandingan? Barangsiapa sampai ke awan dan dapat mengambilnya segumpal, dialah yang menjadi raja,” usul Burung Parkit.

“Setujuuuu!” seru yang lain.

“Kalau begitu, pertandingannya kita mulai besok pagi saja.”

Malam itu semua burung beristirahat, kecuali Kolibri. Mereka menyimpan tenaga untuk besok. Bukankah awan itu letaknya jauh sekali dari Bumi? Ribuan bahkan berpuluh ribu kilometer.

Burung Kolibri yang terkenal licik terbang ke sana ke mari. Liat, ia hinggap di sebuah pohon kapas. Ia mengambil sedikit kapas dan meletakkannya di balik sayapnya.

Keesokan harinya, pagi-pagi seklai, semua jenis burung berkumpul. Tak lama kemudian pertandingan pun dimulai. Semua burung berlomba-lomb amenuju ke awan. Seru sekali.

Di tengah perjalanan, Burung Kolibri kelelahan. Ia tak sanggup lagi melanjutkan perjalanan.

“Hei, Bruung Rajawali, bolehkah aku menumpang di punggungmu?”

“Uh, enak saja. Terbang saja sendiri,” jawab Burung Rajawali.

Burung-burung yang lain terbang terus. Makin lama semakin tinggi. Ada yang mempercepat, ada yang yang emmperlambat terbang mereka. Namun, awan masih jauh sekali.

“Aduh, aku ellah sekali. Aku menyerah kalah,” ujar Burung Perkutut.