Bunga Biru dan Kastil Es

By Vanda Parengkuan, Sabtu, 19 Mei 2018 | 04:00 WIB
Bunga Biru dan Kastil Es (Vanda Parengkuan)

Dengan buket bunga biru di tangannya, Arion berlari menuruni lereng gunung ke kawanannya. Namun saat ia sampai di padang rumput, domba-dombanya telah lenyap. Ia melayangkan pandangannya ke seluruh padang rumput, namun domba-dombanya tak ada.

“Ke mana domba-dombaku pergi?” seru Arion putus asa. Ia lalu berlari pulang.

Saat ia membuka pintu pondoknya, istrinya menatapnya seolah-olah melihat hantu. "Apakah kau benar, suamiku?" tanya Diana menangis. "Di mana kau berada sepanjang tahun ini? Aku hampir saja putus asa dan mengira kamu telah mati."

Arion sangat terkejut ketika tahu ia telah menghabiskan satu tahun penuh di istana Ratu Peri. Sementara itu, kawanan dombanya telah hilang, karena tidak ada yang merawat dan menjaga mereka. Serigala-serigala telah memakannya.

Arion lalu teringat pada hadiah yang diberikan Ratu Peri kepadanya. Arion tersenyum, “Domba-domba telah tak ada. Tapi aku membawakanmu bunga biru. Sekarang kita tak akan merawat domba,  tetapi bunga bunga biru yang cantik ini,” kata Arion sambil menunjukkan buket bunga itu kepada Diana, istrinya. Diana sangat bahagia dan terpesona melihat keindahan bunga itu.

Malam itu, Arion menanam beberapa bunga biru itu di kebun di belakang pondok. Di pagi hari, seluruh taman dan ladang di belakang rumahnya itu berubah biru dengan sejumlah bunga-bunga mungil yang cantik. Arion dan Diana mengusap mata mereka seperti tak percaya.

Mereka semakin terkejut ketika di halaman rumah mereka, muncul wanita cantik dengan gaun indah bagai semilir angin. Ia memakai mahkota dari embun-embun.  Itulah Ratu Peri.

"Bunga kecil itu tidak hanya indah, orang baik," katanya, "Tapi akan menjadi berguna juga untuk penduduk desa ini. Kalian berdua akan menjadi berkat bagi banyak orang. Dari bunga ini, kalian bisa menghasilkan benang yang bisa ditenun menjadi kain yang indah. Kalian bisa memberikan banyak pakaian untuk orang-orang miskin di sekitar kalian.”

Ratu Peri kemudian memberi tahu Arion dan Diana cara membuat benang halus dari tanaman itu. Ia juga memberi tahu cara menenun benang-benang itu sehingga menjadi kain yang halus. Dan sebelum sepasang suami istri itu sempat berterimakasih, ratu pergi itu telah menghilang seperti serpihan salju.

Mereka mengingat nasihat Ratu Peri itu. Sejak saat itu, setiap musim semi, gembala yang baik itu menabur seluruh padang rumput dengan benih bunga biru.  Dan setiap musim dingin, istrinya akan memutar benang tipis dari tanaman itu, dan menenun kain putih yang cantik seputih salju.

Diana dan Orion mengajari penduduk desa mereka cara memintal benang dari bunga itu, dan menenunnya menjadi kain. Akhirnya, mereka dan penduduk desa itu tidak lagi kekurangan pakaian. Mereka tidak kekurangan makanan juga. Mereka bahkan menjadi kaya karena orang-orang kota, bahkan orang-orang dari negeri lain, datang ke desa mereka untuk membeli kain mereka dengan harga yang tinggi.