Kisah Bulu Sayap Burung Falcon

By Vanda Parengkuan, Selasa, 15 Mei 2018 | 12:00 WIB
Kisah Bulu Sayap Burung Falcon (Vanda Parengkuan)

                                        

Di sebuah jalan di kota Saints Petersburg, hiduplah seorang pedagang kaya bernama Pak Terenin. Ia memiliki 3 orang anak. Anak pertama dan kedua sangat cantik, tetapi sombong. Anak bungsunya bernama Isveta. Sifatnya agak berbeda. Walau cantik, ia sederhana dan pekerja keras.

Suatu hari, Pak Terenin bersiap-siap untuk pergi berdagang. Ia bertanya kepada ketiga anak perempuannya. “Ayah akan pergi sebentar lagi. Oleh-oleh apa yang kalian inginkan?”

 Anak pertama dan kedua meminta oleh-oleh baju yang mahal, sepatu, dan perhiasan. Isveta meminta sesuatu yang berbeda. “Ayah, tolong bawakan aku bulu sayap burung falcon yang berkilau.”

 Pak Terenin kaget mendengar permintaan yang aneh itu. Namun ia teringat, Isveta suka pada kisah legenda. Salah satu legenda yang disukai Isveta adalah legenda tentang burung falcon yang sering diceritakan penduduk kota Saints Petersburg. Konon, ada seorang pangeran tampan yang disihir menjadi burung falcon. Maka, Pak Terenin berjanji akan mengabulkan permintaan Isveta, seperti juga permintaan kedua kakaknya.  

Pak Terenin lalu pergi untuk berdagang ke beberapa kota. Beberapa hari kemudian, ia sudah dalam perjalanan pulang. Ia telah membeli oleh-oleh yang diminta oleh kedua kakak Isveta. Namun ia belum menemukan bulu seekor falcon yang berkilau yang diminta oleh Isveta.

Sesaat sebelum ia memasuki kota Saint Petersburg, ia bertemu seorang kakek yang sudah bungkuk. Ia tak tahu nama kakek itu, namun mereka selalu saling menyapa jika berpapasan.

“Hey, Kakek! Semoga kau sehat hari ini!” sapanya.

 “Salam sejahtera juga untukmmu, saudagar Terenin! Kau sudah pulang dengan selamat, tetapi kau tampak sedih…” kata kakek itu.

 “Itu betul, Kek. Putri bungsuku, Isveta meminta oleh-oleh sehelai bulu sayap burung falcon yang berkilau. Tetapi aku tidak menemukannya dimana pun.”

Si kakek tua itu mengangguk dan berkata, “Aku punya sehelai bulu sayap burung falcon yang sangat langka. Dan itu bukan untuk dijual. Aku akan memberikan bulu itu sebagai hadiah untukmu, karena kau adalah orang yang baik.”  Kakek itu lalu membelikan sehelai bulu sayap burung falcon pada Pak Terenin. Bulu itu berkilau indah.  

Pak Terenin pulang dengan hati yang lega dan bahagia. Ia memberikan hadiah baju yang mahal, sepatu dan perhiasan kepada kedua anak pertamanya, dan memberikan bulu falcon yang berkilau itu kepada Isveta, si anak bungsu.