Legenda Gadis Chamomile

By Vanda Parengkuan, Sabtu, 24 Maret 2018 | 10:00 WIB
Legenda Gadis Chamomile (Vanda Parengkuan)

Di kerajaan Ros tinggalah Raja Ros dan permaisurinya di istana yang indah. Sehari-hari mereka merasa kesepian karena tidak mempunyai anak.

Pada suatu hari, lewatlah dua kakek tua di depan istana itu. Yang satu bertubuh gemuk, yang satu tinggi kurus. Mereka berhenti di depan istana dan bercakap.

“Apakah kau tahu, siapa yang tinggal di istana itu?” tanya Kakek Gemuk.

“Seorang raja dan istrinya. Mereka belum punya anak,” kata Kakek Kurus.

“Ah, andai saja mereka tahu ramuan untuk mempunyai anak. Ratu harus meminum secangkir embun dari kelopak bunga lili, yang dikumpulkan di pagi hari, yang dicampurkan dengan kelopak bunga-bunga kering. Jika Ratu rajin meminumnya, maka dalam setahun, mereka akan punya bayi cantik dan mereka akan bahagia,” kata Kakek Gemuk.

“Aku juga tahu ramuan itu, sahabatku. Tapi, bukankah kebahagiaan dari ramuan itu tidak akan lama. Semua yang lahir dari bunga, akan kembali menjadi bunga.  Ketika waktunya tiba, anak dari ratu itu akan kembali menjadi bunga lagi,” kata Kakek Kurus.

“Ya, ya… kau betul. Jadi, sebaiknya tak ada yang tahu soal ramuan itu. Ratu pun sebaiknya tidak tahu, karena itu hanya akan membuat dia menjadi sedih,” katak Kakek Gemuk. Keduanya lalu meneruskan perjalanan mereka.

Kedua kakek itu berpikir tak ada yang mendengar percakapan mereka. Namun, ternyata ada seorang pengemis wanita yang duduk di gerbang kastil mendengarnya. Pengemis itu langsung lari menemui Ratu dan menyampaikan berita itu.  

“Kalau Ratu meminum secangkir embun dari kelopak bunga lili yang dikumpul setiap pagi, lalu mencampurkannya dengan bunga-bunga kering, maka Ratu akan melahirkan seorang bayi cantik,” kata pengemis itu para ratu.

Wanita tua itu lalu diam, tidak menceritakan apa yang terjadi selanjutnya dengan ramuan itu. Namun, kalaupun ia menceritakannya, ratu pasti tak ingin mendengarnya lagi. Ratu tampak sangat gembira dan langsung memberi pengemis wanita itu sekantung emas.

Ratu lalu tampak sibuk menyuruh para pelayannya untuk mengambil embun pagi di kelopak bunga lili. Juga menyuruh mereka mengumpulkan bunga-bunga kering.

Nasihat kedua kakek itu ternyata betul-betul terjadi. Setahun kemudian, Ratu melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Karena ia lahir dari bunga lili dan bunga-bunga kering, maka kulitnya seputih lili dan rambutnya sewangi bunga-bunga kering. Ratu menamakannya Putri Lili.