Legenda Gadis Chamomile

By Vanda Parengkuan, Sabtu, 24 Maret 2018 | 10:00 WIB
Legenda Gadis Chamomile (Vanda Parengkuan)

“Aku tidak percaya pada ucapan bunga-bunga itu, Putri,” katanya.

Putri Lili sangat sedih mendengar ucapan itu. Ia menjawab,

“Kalau kau tak percaya, cobalah. Tapi aku sudah memberimu peringatan. Jadi, mulai sekarang, apa yang harus terjadi, biarlah terjadi!”

Maka, kastil pun mulai dihias untuk persiapan pesta. Betapa gembira Raja Ros dan istrinya. Para penjahit menjahit gaun pernikahan yang terindah untuk Putri Lili. Tukang taman merangkai bunga terindah untuk hiasan di sekeliling kepala sang putri.

Di hari pernikahan, para tamu pun berdatangan. Gaun pernikahan dan rangkaian bunga hiasan rambut untuk Putri Lili sudah disiapkan untuk upacara pernikahan. Namun, ketika mereka memakaikan Putri Lili gaun pernikahan, wajah sang putri perlahan berubah menjadi pucat.

Putri Lili mulai menangis sedih. Ketika rangkaian bunga hiasan rambut dipasang di kepalanya, Putri Lili menutup matanya.

“Waktu kematianku sudah tiba…” bisiknya pada diri sendiri.

Ketika Pangeran Dandro menggandeng tangannya, tiba-tiba ia berubah menjadi bunga putih yang sederhana. Pangeran Dandro menangis sedih karena baru sadar kalau Putri Lili telah berkata yang sebenarnya. Namun semuanya terlambat, karena ia telah kehilangan Putri Lili. Pangeran Dandro akhirnya kembali ke kerajaannya. Bukannya membawa pengantin wanita, ia membawa sekuntum bunga putih yang harum itu.

Sampai hari ini, bunga itu mudah ditemukan, karena tumbuh di padang rumput, di ladang, atau di tepi jalan. Orang-orang menamakannya chamomile. Sebetulnya, bunga itu berasal dari Putri Lili yang memakai gaun pengantin putih, dan kepalanya yang berambut keemasan, berhias rangkaian bunga.  

Teks: Dok. Majalah Bobo / Adaptasi Legenda dari  Eropa