Jatuh Bangun

By Sylvana Toemon, Rabu, 2 Mei 2018 | 05:00 WIB
Jatuh bangun (Sylvana Toemon)

 “Kalian sudah siap?” tanya Lia tersengal-sengal. Ia tergopoh-gopoh menyusul Koko dan Mamat menuju kelas.

“Aku baru ingat hari ini ulangan IPS,” sambung Lia lagi.

“Ampun! Aku lupa,” kata Mamat sambil menepuk kepalanya. “Wah, aku enggak belajar tadi malam,” lanjutnya.

“Apalagi aku,” sambung Koko. Ia anak yang paling malas belajar di antara mereka bertiga.

“Mudah-mudahan aku ingat apa yang aku baca tadi pagi,” seru Lia sambil buru-buru menuju bangkunya. Kedua temannya mengikuti dari belakang.

Sesaat kemudian, ketiga sekawan itu tampak berbisik-bisik. Mereka berencana untuk saling menyontek dengan kode-kode tertentu.

“Lia, kan, tidak bisa melihat kodeku kalau mau bertanya. Ia duduk di depanku,” keluh Mamat.

“Kamu, kan, bisa menyontek padaku,” kata Koko. Mamat duduk tepat di seberangnya.

“Kamu?” tanya Mamat ragu.

“Kamu pikir aku bodoh sekali, ya? Kalau aku tidak bisa, akan kutanyakan pada Lia,” sahut Koko jengkel.

Ketiga anak itu berhenti berbisik-bisik begitu Bu Rosi memasuki kelas. Bu Rosi langsung membagikan soal dan kertas ulangan.

Lima menit kemudian, Koko menekan tombol di ujung pulpennnya tiga kali. Klik klik klik. Lia kemudian menoleh ke arah Koko seolah sedang berpikir. Lia dan Mamat melirik ke arah Koko. Terlihat Koko menunjuk 3 jari di atas meja. Itu artinya ia bertanya soal nomor 3.