Tato Menjadi Budaya bagi 3 Suku di Indonesia Ini

By Cirana Merisa, Selasa, 15 Mei 2018 | 08:15 WIB
Tato suku Mentawai diperkirakan merupakan seni tubuh tertua di dunia. (Cirana Merisa)

Tato juga digunakan sebagai penanda status sosial di dalam kelompok.

Mereka percaya bahwa tato yang ada di tubuh dapat menyelamatkan diri dan menangkal pengaruh jahat.

Suku Dayak laki-laki dan perempuan memiliki pemikiran yang berbeda dalam membuat seni tato di tubuhnya.

Yang laki-laki biasanya membuat tato dengan motif yang melambangkan kejantanan, keberhasilan dalam perang, dan identitas kesukuan.

Bahkan mereka yang menato tubuhnya merasa bangga karena dapat membuat kesan spektakuler.

Bagi wanita, seni tato ini berfungsi sebagai sarana untuk mempercantik diri.

BACA JUGA: Pakaian Tradisional Orang Dayak, Penuh Warna

3. Suku Moi

Seni tato pada Suku Moi sudah dimulai sejak zaman Neolitikum sekitar tahun 1500 SM.

Suku ini hidup di daerah pedalaman di Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Motif tato yang dibuat biasanya berbentuk garis-garis geometris dan melingkar disertai titik-titik yang berbentuk segitiga kerucut.

Bagian tubuh yang biasanya ditato adalah dada, pipi, kelopak mata, betis, pinggul dan punggung.

Saat ini seni budaya tato di Suku Moi sudah jarang dilakukan oleh generasi muda karena dianggap kuno.

Maka itu, diperkirakan seni menato tubuh di Suku Moi ini lama kelamaan bisa hilang karena tidak dilestarikan.

BACA JUGA: Sejarah Nama Papua

Teks: Hanna Vivaldi