Bobo.id - Wa..wa..wa.. Ini Wamena. Sebuah kota kecil di atas pegunungan Jayawijaya, Papua.
Wamena mungkin tak segerlap kota-kota yang ada di pulau Jawa.
Tidak ada mal atau pun gedung-gedung pencakar langit.
Akan tetapi hal itu tak membuat warga di kota Wamena berkecil hati.
BACA JUGA : Apa Perbedaan Noken Raja Ampat dan Noken Wamena?
Sejuk Segar
Gunung dan lembah adalah istana mereka.
Kota Wamena terletak di ketinggian 1.789 mdpl. Suhu udara di sini terasa sangat sejuk dan segar.
Tak ada polusi udara yang berarti di sini karena kendaraan bermotor dan pabrik tidak banyak.
Singgasana Suku Dani
Wamena adalah singgasana suku Dani, salah satu suku yang mediami lembah Baliem, Jayawijaya.
Lembah Baliem ini menjadi urat nadi kehidupan mereka.
Mereka tinggal dan bertahan hidup dengan menggantungkan hidup kepada alam.
BACA JUGA : Pak Yali Inggibal, Pahlawan Kebersihan dari Wamena
Lembah Baliem menjadi daya tarik tersendiri bagi Papua, karena di sini suku Dani masih mempertahankan tradisi dan kebudayaan asli Papua.
Walaupun letaknya terpencil, Wamena sekarang banyak didatangi oleh pendatang dari luar Papua.
Mereka pun turut membangun kota Wamena dengan berdagang menyediakan kebutuhan sandang dan pangan untuk penduduk asli Wamena.
BACA JUGA : Ekidna, Hewan Asli dari Papua yang Bisa Bernapas di Dalam Tanah
Harga Selangit
Bukan rahasia lagi jika di kota Wamena harga kebutuhan pokok selangit alias mahal.
Harga kebutuhan pokok di Wamena bisa 2-4 kali lipat dari pulau Jawa.
Harga seporsi mie ayam diberi harga Rp. 30.000, wah, mahal ya!
Itu dikarenakan satu-satunya transportasi untuk membawa bahan pokok tersebut menggunakan pesawat terbang.
BACA JUGA : Gunung di Papua Nugini yang Dikira Tidak Aktif, Meletus untuk Pertama Kali
Jadi tidak heran harganya jadi mahal.
Menurut penduduk asli Wamena, belum disebut mengunjungi Papua bila belum menginjakkan kaki di kota Wamena.
Ada benarnya juga, karena disinilah pusat kebudayaan suku Dani yang melegenda.
Alamnya indah budayanya luar biasa.
Lihat video ini juga, yuk!
(Teks : Ricky Martin)