Musim Kemarau di Danau Sentarum, Waktunya Menangkap Ikan yang Banyak

By Yomi Hanna, Jumat, 8 Juni 2018 | 19:30 WIB
(Ricky Martin/Dok. Bobo)

Bobo.id - Arowana, belida, lais, jelawat, patin, dan toman.

Semua ikan ada di danau ini. Danau Sentarum adalah danau berlimpah ikan.

Bukan Danau Wisata

Danau Sentarum bukan danau wisata. Danau Sentarum adalah sebuah taman nasional.

Tidak sembarang orang boleh mamasuki kawasan ini.

Untuk memasuki wilayah Taman Nasional Danau Sentarum, diperlukan izin khusus dari Kepala Taman Nasional Danau Sentarum yang berkantor di Sintang, Kalimantan Barat.

Selain lewat Sintang, perjalanan ke Sentarum juga bisa ditempuh melalui Putussibau.

BACA JUGA : Legenda Danau Kelimutu, Danau Tiga Warna di Nusa Tenggara Timur

Kumpulan Danau Kecil

Danau Sentarum sangat unik karena merupakan kumpulan dari danau-danau kecil, seperti Danau Luwar, Danau Genati, Danau Sumbai, Danau Kelulut, Danau Raba, dan lainnya.

Saat musim hujan, danau-danau ini akan meluap, sehingga airnya menyatu menjadi danau besar yang disebut Danau Sentarum.

Berlimpah Ikan

Pada saat kemarau, air danau akan mengalir ke Sungai Kapuas, sehingga air di danau-danau akan surut, bahkan kering.

Ikan-ikan pun berkumpul di danau-danau kecil dan lubuk-lubuk yang masih terisi air.

Bagi penduduk yang tinggal di sekitar danau, musim kemarau menjadi bulan-bulan berlimpah ikan.

Mau memancing, memasang bubu, atau menebar jala, ikan pasti didapat.

Tak heran, pada musim kemarau, rumah-rumah lanting yang dibangun di pinggir danau tampak dipenuhi jemuran ikan.

BACA JUGA : Gelembung Danau Alpukat untuk Buka Puasa, Yuk, Buat Sendiri di Rumah!

Nelayan

Nelayan tak perlu repot menjual ikan ke kota.

Mereka cukup menunggu di rumah lanting atau rumah panggung, karena setiap hari akan ada tengkulak yang keliling dengan perahunya untuk membeli ikan hasil tangkapan mereka.

Ikan-ikan ukuran besar seperti belida, toman, lais, jelawat, dan patin yang masih hidup harganya lumayan karena oleh tengkulak ikan-ikan ini bisa dijual ke restoran.

Sedangkan ikan-ikan kecil yang jumlahnya berlimpah dijemur dijadikan ikan kering.

Tradisi Kerinan

Saat puncak musim kemarau, para nelayan di Danau Sentarum melaksanakan tradisi kerinan atau menangkap ikan bersama-sama.

Tradisi kerinan biasanya dilaksanakan di lubuk-lubuk yang banyak ikannya.

Ikan-ikan ini terperangkap di lubuk karena air danau kian surut dan air sungai mulai kecil.

BACA JUGA : Keren, Danau Natron di Tanzania Ini Airnya Asin seperti Air Laut

Tradisi kerinan dipimpin oleh ketua adat.

Saat menangkap ikan harus dilakukan bersama-sama. Kalau ada yang mendahului, mereka dianggap sama dengan mencuri, sehingga akan dikenai sanksi berupa denda uang.

Meskipun ikan bisa ditangkap dengan mudah, ikan di lubuk tidak boleh dikuras habis.

Harus ada ikan yang disisakan agar ikan-ikan ini bisa berkembang biak lagi.

Siluk Merah

Jika beruntung, nelayan bisa menangkap ikan siluk merah atau arowana super red (Scleropages formosus).

Harga anakan arowana sebesar jari sekitar Rp250.000,00. Sedangkan induknya bisa mencapai belasan juta rupiah.

Dalam setahun, ikan-ikan yang dihasilkan dari Danau Sentarum diperkirakan mencapai ratusan ton dengan nilai belasan miliar rupiah.

Danau Sentarum, benar-benar danau berlimpah ikan.

Lihat video ini juga, yuk!

 (Teks : Sigit Wahyu)