Bang Kimin memarkir gerobak motornya di sisi jalanan perumahan. Ia menunggu pembeli sambil membaca koran. Waktu itu masih pagi. Langit pun belum benar-benar terlihat biru.
Seperti momen Lebaran pada umumnya, perumahan di sini semakin sepi. Begitu pula yang membeli sayur. Namun, Kimin tetap suka menikmati pagi di perumahan ini.
“Bang Kim, punya nangka untuk disayur tidak?” Seorang ibu berdaster datang menghampirinya.
“Ada-ada. Eh, tapi tinggal sebungkus saja,” kata Kimin.
“Tak apalah.” Setelah menyerahkan uang, Ibu itu pergi. “Selamat Lebaran, Bang Kim,” kata ibu itu sambil melambai pergi.
Bang Kimin melambai dan mengucapkan selamat kembali.
Beberapa ibu dan mbak datang silih berganti untuk membeli sayur atau bahan memasak lainnya. Seperti biasa, Bang Kimin selalu ramah melayani.
BACA JUGA: Cergam Bobo: Sup Sayur Ala Upik
Matahari semakin meninggi. Tak ada lagi yang berbelanja, tetapi Bang Kimin tidak berpindah dari tempatnya.
“Bang Kim, Selamat Idul Fitri,” kata seorang anak bercelana merah, bernama Robert.
“Wah, terima kasih Robert,” jawabnya ramah. “Ini kerupuk buat kamu yang baik,” kata Bang Kimin. Robert pun menerimanya dengan senang hati. Ia membuka kerupuk itu dan membagikan pada teman-temannya.
“Bang Kim tidak pulang kampung?” tanya Laura penasaran. “Oya, Selamat Idul Fitri,” katanya menambahkan.