Di Pulau Aogashima, Penduduknya Tinggal di Dalam Kawah

By Aan Madrus, Selasa, 21 Agustus 2018 | 11:30 WIB
Rumah-rumah penduduk berada di dalam cekungan kaldera. Di dalam kaldera itu terdapat kaldera kecil. (Creative Commons)

Pulau ini dikelilingi oleh tebing  yang tinggi dan terjal.

Gunung ini terakhir kali meletus pada tahun 1785.

Letusannya telah menewaskan sekitar 140 penduduk dari sekitar 375 jumlah penduduk yang mendiami pulau Aogashima saat itu.

Baca juga: Mesa Verde, Kampung Kuno di Tebing Batu Karang

Dari atas, Pulau Aogashima terlihat cekung seperti wajan. (ja.wikipedia.org)

Tinggal di Dinding Kawah

Meskipun Aogashima termasuk gunung berapi kelas C, gunung itu perlu diwaspadai karena bisa saja sewaktu-waktu meletus.

Namun 170 penduduk pulau itu hidup tenang-tenang saja di pulau terpencil yang hanya memiliki satu kantor pos, satu sekolah dasar, dan satu sekolah menengah.

Sebagian besar penduduk tinggal di dinding kawah.

Umumnya mereka hidup dari bertani, meskipun ada juga beberapa orang pegawai pemerintahan.

Sebetulnya mereka sudah tahu cerita tentang dahsyatnya letusan gunung Augoshima. Tetapi mereka tetap bertahan untuk tinggal di situ.

Menurut mereka, letusan itu sudah lama terjadi. Sudah lebih dari 230 tahun yang lalu. Untuk apa memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi.