Lapisan Es Paling Tua dan Tebal di Arktika Patah, Apa Dampaknya?

By Iveta Rahmalia, Senin, 27 Agustus 2018 | 14:33 WIB
Ilustrasi patahnya lapisan es. (DurkTalsma/iStockphoto)

BACA JUGA: Unik! Korea Selatan dan Korea Utara Bergabung di Acara Asian Games 2018

Menurut Peter Wadhams, ahli fisika sekaligus direktur Polar Ocean Physics Group di Cambridge University, dulu banyak es multi tahun yang tebal di Arktika, tapi kemudian semakin menyusut dan menipis.

Satu-satunya zona di mana es multi tahun berhasil bertahan adalah di Greenland. Namun, lapisannya mulai terbuka dan bergerak menjauh.

Greenland diyakini para ilmuwan sebagai wilayah di mana es laut abadi akan tetap hidup.

Namun setelah melihat es-esnya kini mulai terpecah, mereka mungkin harus mempertimbangkan kembali bagian mana di Kutub Utara yang mampu bertahan dari perubahan iklim.

BACA JUGA: Lapisan Es di Planet Merkurius

Apa Dampaknya?

Salah satu dampak jangka pendeknya adalah mengancam keberlangsungan hidup anjing laut dan beruang kutub.

Tebing curam di pantai utara Greenland merupakan tempat berlindung hewan-hewan ini.

Beruang kutub menggali lubang salju dan pergi saat musim semi untuk berburu.

Namun, jika bongkahan es semakin menjauh, beruang kutub akan kehilangan area berburu.

Populasi lain yang mungkin terpengaruh meliputi anjing laut dan orang-orang lokal yang menggunakan area itu untuk memancing.

Selain itu, ada dampak jangka panjangnya juga. Meskipun es-es ini kemungkinan membeku kembali di musim dingin, prosesnya akan lebih lama.

(Gita Laras Widyaningrum)

Lihat juga video ini, yuk!