Ratusan Mumi Penguin Ditemukan di Antartika, Apa Sebabnya, Ya?

By Avisena Ashari, Selasa, 11 September 2018 | 18:31 WIB
Mumi penguin yang ditemukan di antartika (Yuesong Gao - Institute of Polar Environment)

Bobo.id - Belum lama kita dikejutkan dengan penemuan mumi bayi kuda purba, para arkeolog kembali menemukan mumi hewan purba.

Kali ini, para ilmuwan menemukan mumi penguin yang diperkirakan hidup sekitar 750 tahun yang lalu.

Bedanya, kali ini tidak hanya ditemukan satu mumi, tapi ratusan!

Ratusan mumi penguin ini menjadi tanda kalau penguin pernah mengalami masa sulit di zaman dahulu.

Baca Juga : Tak Hanya Bikin Kotor, Sampah di Laut Juga Mengancam Kehidupan Hewan

Namun para penguin ini bukan mati karena adanya suatu wabah penyakit, teman-teman.

Diperkirakan, berubahnya cuaca secara ekstrem lah yang membuat para penguin ini mengalami kematian massal.

Peneliti mulai menemukan mumi penguin ini saat ekspedisi dimulai di tahun 2016, teman-teman.

Kondisi tubuh penguin ini kebanyakan masih utuh, sehingga memungkinkan untuk dipelajari.

Kebanyakan, yang ditemukan di sana adalah penguin kecil.

Penguin yang masih kecil rentan terhadap hujan salju yang bersuhu ekstrem.

Baca Juga : Menurut Penelitian, Lalat yang Hidup di Perkotaan Lebih Menjijikan

Menurut para peneliti, penguin kecil tersebut belum memiliki pertumbuhan bulu yang cukup untuk melindungi diri mereka.

Sehingga suhu yang terlalu dingin membuat mereka tidak bisa bertahan hidup.

Pengembakbiakan satwa penguin sendiri sedang mengalami masa yang sulit, teman-teman.

Pada musim kawin penguin di tahun 2013-2014, 100 persen anak penguin mengalami kematian karena peristiwa hujan lebat dan hujan salju yang tidak berhenti.

Baca Juga : Uniknya Penguin Kaisar yang Tidak Makan Selama Mengerami Telurnya

Dua temuan ini bisa dikaitkan dan menjadi bukti bahwa anak penguin memang rentan dengan suhu yang ekstrem.

Hal yang dikhawatirkan peneliti adalah, keadaan ini mungkin bisa terjadi di masa depan.

Dikarenakan cuaca ekstrem yang mungkin bisa dipicu oleh pemanasan global.

Jika aktivitas juga manusia semakin mempengaruhi iklim yang tidak menentu, alam liar juga akan terkena dampaknya, nih.

Baca Juga : Ternyata Warna Bulu Beruang Kutub Bukan Putih, Lo, Teman-teman!