Masyarakat suku Bugis punya alasan mengapa melaksanakan pindah rumah dengan tradisi memindahkan rumah atau yang disebut Mappalette Bola ini.
Suku Bugis menganggap rumah merupakan tempat sakral, karena rumah merupakan tempat mereka lahir, menikah, meninggal, dan menjalani kegiatan sehari-sehari.
Baca Juga : Yuk, Jalan-Jalan Melihat Deretan Rumah Serba Putih di Santorini!
Rumahnya Terdiri dari Tiga Bagian
Rumah panggung suku Bugis ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (rakkeang) yang digunakan untuk menyimpan hasil panen seperti padi.
Bagian tengah (ale bola) yang menjadi tempat tinggal penghuninya, dan bagian bawah atau kolong (awa bola).
Pada zaman dulu, bagian bawah digunakan untuk menghindari serangan hewan buas, tetapi sekarang digunakan sebagai garasi kendaraan.
Baca Juga : Orang Jerman Bikin Rumah Budaya Indonesia di Frankfurt, Bangga, deh!
Bisa Dibongkar Pasang
Keunikan lain dari rumah panggung suku Bugis adalah rumah ini bisa dibongkar-pasang agar mudah dipindahkan.
Tradisi Mappalatte Bola ini akan dimulai dengan beberapa persiapan yang dilakukan oleh pemilik rumah.
Persiapan yang dilakukan adalah dengan mengadakan selamatan, menurunkan perabotan rumah tangga yang mudah pecah atau yang dapat menambah berat rumah, dan memasang bambu pada bagian bawah rumah yang akan digunakan sebagai pegangan saat rumah dipindahkan.