Indonesia Jadi Penghasil Sampah Plastik Nomor 2 Dunia, #SayaPilihBumi Bergerak

By Bobo.id, Minggu, 23 September 2018 | 20:16 WIB
165 kg sampah plastik berhasil dikumpulkan. (Bhisma Adinaya / National Geographic Indonesia)

Bobo.id - Apakah teman-teman tahu bahwa sampah plastik itu berbahaya bagi bumi?

Karena cukup berbahaya, teman-teman National Geographic Indonesia bersama lebih dari 40 sahabatnya menyosialisasikan gerakan baik, lo!

National Geographic Indonesia memulai sosialisasi gerakan #SayaPilihBumi nih, teman-teman.

#SayaPilihBumi disosialisasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat karena ancaman sampah plastik bagi Bumi.

Gerakan ini dipilih karena sampah plastik yang makin banyak akan sangat berbahaya bagi bumi.

Bahkan kini, manusia seperti sudah terbiasa dengan limbah plastik yang berbahaya itu.

Sehingga gerakan ini dibuat untuk menyadarkan masyarakat. Baik ya tujuannya?

Tempat sosialisasi pertamanya sudah berjalan di Car Free Day Jakarta, teman-teman.

Baca Juga : Sampah Popok Menumpuk di Sungai, Ini Bahayanya Bagi Lingkungan

Car Free Day Jakarta sebagai sarana untuk menularkan semangat gerakan menjaga Bumi.

Sarinah - Bundaran HI - Sarinah adalah rute yang dilewati gerakan ini. (Bhisma Adinaya / National Geographic Indonesia)

Dipilihnya Car Free Day, karena di situ ada petugas kebersihan yang bertugas membersihkan.

Tetapi ternyata cara berpikir itu malah membuat kesadaran kita pada ancaman sampah plastik luntur, teman-teman.

Makanya itu, #SayaPilihBumi memilih Car Free Day sebagai tempat sosialisasi.

Berlangsung dari Sarinah - Bundaran HI - Sarinah, teman-teman National Geographic Indonesia berhasil mengumpulkan 165 kg sampah plastik dalam 28 kantong. Wow!

Bayangkan saja, berapa banyak sampah plastik yang tidak dibuang di tempatnya?

Baca Juga : Wah, Ilmuwan Meluncurkan Pembersih Sampah di Laut! Seperti apa?

Berapa pula yang masuk ke selokan sampai terbawa ke laut, teman-teman?

Plastik sekali pakai turut menyumbang pencemaran laut. (Bhisma Adinaya / National Geographic Indonesia)

Dr. Jenna Jambeck, seorang peneliti dari Universitas Georgia pernah melakukan penelitian, nih.

Indonesia menduduki peringkat kedua penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar di dunia, lo.

Maka dari itu, muncul gerakan agar bisa mengurangi peringkat tersebut dan juga mulai mengurangi produk sampah plastik sekali pakai.

Sebanyak 1,29 juta metrik ton sampah plastik Indonesia berakhir di lautan setiap tahunnya.

Banyak sekali ya, teman-teman!

Baca Juga : Jamur di Pakistan Bisa 'Memakan' Sampah Plastik dengan Cepat

Jumlah itu setara dengan 215 ribu ekor gajah Afrika jantan dewasa, lo.

Andi, peserta #SayaPilihBumi menggunakan kemasan pakai ulang sebagai wadah air minum. (Bhisma Adinaya / National Geographic Indonesia)

Karena penelitian itu, dilaksanakanlah gerakan #SayaPilihBumi.

Tujuannya untuk mengajak semua orang lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Tidak hanya buang sampah pada tempatnya, juga dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai.

Seperti yang sudah diakui Pak Andi (44), program #SayaPilihBumi ini membuatnya sadar tentang permasalahan sampah plastik yang tak pernah selesai.

Lebih dari 40 orang Sahabat NG turut membantu #SayaPilihBumi. (Bhisma Adinaya / National Geographic Indonesia)

Pak Andi juga mulai mengajak anak-anaknya peduli terhadap lingkungan dan penggunaan sampah plastik, nih.

Dalam gerakan ini, Kak Didi Kaspi Kasim yang menjabat sebagai Editor in Chief National Geographic Indonesia merelakan sepedanya untuk mengangkut sampah-sampah itu, teman-teman.

Itu dilakukan karena ia percaya bahwa dengan kekuatan ilmu pengetahuan dan kepedulian, perilaku manusia terhadap kepedulian sampah plastik akan membaik.

Baca Juga : Seperti Balon, Belut Unik di Hawaii Ini Bisa Menggembung, lo!

Masing-masing kantong berbobot 5-7 kg. (Bhisma Adinaya / National Geographic Indonesia)

#BumiAtauPlastik #SayaPilihBumi

 

Yuk lihat video ini