Saat melakukan penelitian ini, peneliti memberikan 12 bau yang berbeda kepada para peserta penelitian dalam dua kali kesempatan yang berbeda.
Setelah itu, mereka diminta untuk bernapas melalui hidung atau mulut selama satu jam.
Setelah waktunya habis, peneliti memberikan 12 bau baru, dan meminta para peserta menebak apakah di antara 12 bau baru tersebut ada bau yang berasal dari 12 bau yang sebelumnya diberikan.
Hasilnya menunjukkan kalau peserta yang bernapas menggunakan hidung berhasil mengingat dan menebak bau yang disajikan dengan lebih tepat, lo.
Baca Juga : Kenapa Saat Makan Pedas Hidung Kita Jadi Berair? Cari Tahu, Yuk!
Penelitian sebelumnya sebenarnya sudah menunjukkan kalau ada sebuah reseptor yang bernama "bohlam penciuman" yang bisa mendeteksi aroma.
Bohlam penciuman ini tidak hanya mendeteksi aroma, tapi juga variasi atau jenis dalam aliran udara..
Pada fase penghirupan atau pernapasan yang berbeda, bagian otak yang aktif juga ternyata berbeda, lo.
Meskipun para peneliti sudah mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan pernapasan melalui hidung dan ingatan, mereka ingin melakukan penelitian lainnya.
Penelitian lanjutan ini dilakukan untuk mencari tahu bagaimana sinkronisasi pernapasan dan aktivitas otak terjadi dan bagaimana hal itu bisa memengaruhi otak dan perilaku manusia.