Kelembapan udara ini berhubungan dengan turunnya suhu di lingkungan kita.
Ahli paru-paru Ray Casciari mengatakan kalau dalam lingkungan yang tingkat kelembapannya rendah, mata, selaput lendir di hidung, dan paru-paru kita cenderung mengering.
Nah, karena kondisi tubuh ini, tubuh kita jadi rentan terhadap bakteri dan virus.
Tahukah kamu? bakteri dan virus lebih bisa bertahan dan berlipat ganda di lingkungan yang dingin, dibandingkan yang panas.
Sehingga, kemungkinan kita terkena penyakit saat udara dingin semakin besar.
Baca Juga : Ada Hujan Es di Depok, Ini Ciri-Ciri Terjadinya Hujan Es Menurut BMKG
Di tahun 2010, Jefrey Shaman dari Universitas Columbia menemukan kalau wabah flu kebanyakan diikuti dengan penurunan kelembapan udara.
Kemudian penelitian ini juga didukung di sebuah jurnal tahun 2015.
Di sana digambarkan bagaimana udara yang kering mendorong penyakit seperti demam dan pilek.
Ketika ada cukup kelembapan di udara, partikel yang kita lepaskan dari mulut dan hidung saat batuk dan bersin, bentuknya tetap besar.
Baca Juga : Tempat Ini Belum Mendapat Hujan atau Salju Selama Dua Juta Tahun