Bobo.id - Hutan menjadi salah satu tempat yang diandalkan untuk mengurangi dampak pemanasan global.
Hal ini karena hutan bisa menyerap karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan Bumi dari atmosfer.
Tapi sayangnya saat ini jumlah hutan semakin berkurang karena berbagai faktor, teman-teman, seperti pembalakan liar, kebakaran hutan, atau hutan digunakan sebagai lokasi tambang.
Hutan yang digunakan sebagai lokasi tambang ini biasanya menjadi tambang batu bara, padahal tambang batubara ini justru bisa mencemari Bumi, lo.
Baca Juga : Di Hari yang Panas, Kita Mudah Capek, Rupanya Tubuh Bekerja Keras, lo!
Hal ini karena batu bara bisa mencemari lingkungan karena mempunyai kandungan karbon yang tinggi, lo.
Nah, karenanya para pakar sedang berusaha memulihkan kembali fungsi hutan di West Virginia, Amerika, yang dulunya digunakan sebagai lokasi tambang.
Lokasi ini menutupi kawasan pegunungan Appalachian di Amerika, di mana ada kawasan Hutan Nasional Monongahela yang di dalamnya terdapat kawasan hutan langka yang belum pernah didatangi manusia.
Hutan langka ini merupakan kawasan hutan cemara merah yang sangat baik dalam menyerap karbon dioksida.
Setelah karbon dioksida diserap oleh pohon cemara merah ini, kemudian akan dikunci dalam tanah, lo.
Hal ini menyebabkan tanah di sekitar pohon cemara merah ini menjadi hitam karena menyimpan karbon dioksida yang sudah diserap oleh pohon cemara merah tadi.
Penemuan hutan langka yang belum pernah didatangi manusia ini menjadi berharga, lo, karena sekitar 90 persen pohon cemara merah di pegunungan Appalachian sudah hilang.
Baca Juga : Suara Rintik Hujan Membuat Kita Mudah Tidur, Apa Sebabnya, ya?
Menghilangnya pohon cemara merah di kawasan pegunungan ini akibat penebangan yang lahannya kemudian digunakan untuk penambangan batu bara.
Nah, untuk mengembalikan fungsi hutan, Chris Barton dari University of Kentucky kemudian mendirikan kelompok yang disebut Green Forests Work, teman-teman.
Kelompok ini nantinya akan memulihkan kondisi hutan dengan menanam pohon di sekitar hutan Appalachian yang sebelumnya digunakan untuk lokasi pertambangan.
Saat menjalankan program ini, Pak Barton menemui beberapa masalah di lokasi, nih, teman-teman.
Masalah yang dihadapi berkaitan dengan kondisi tanah di lokasi bekas tambang tersebut dan membuat pohon tidak dapat tumbuh.
Hal ini disebabkan tanah yang terlalu padat sehingga air tidak akan bisa menembus atau menyerap ke dalam tanah.
Selain itu, oksigen yang penting bagi pohon juga tidak dapat bersirkulasi dengan baik di tempat tersebut.
Baca Juga : Aroma Petrichor Sehabis Hujan Nikmat, Kenapa Bisa Begitu, Ya?
Solusi terbaiknya adalah dengan menggemburkan tanah yang padat tadi agar akar pohon bisa tumbuh sempurna.
Hasilnya saat ini sudah ada beberapa pohon yang sudah tumbuh kembali di lokasi tersebut, lo.
Pakar biologi dari Dinas Kehutanan Amerika, Shane Jones mengatakan, walaupun perlu puluhn tahun sampai semua pohon tumbuh besar, tapi usaha ini dianggap berhasil, teman-teman.
Manchester City vs Chelsea, Duel Gengsi Manchester Biru dan London Biru Demi Top 4
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR