Bobo.id - Seperti yang kita tahu, mengibarkan bendera putih sering kali diartikan sebagai tanda menyerah.
Sejak kapan, ya, kira-kira tradisi seperti ini dimulai?
Tradisi Sejak Lama
Tradisi mengibarkan bendera putih ini ternyata sudah digunakan sejak lama oleh bangsa Tiongkok dan Romawi untuk menunjukkan sikap menyerah.
Baca Juga : Tidak Boleh Asal, Ternyata Begini Aturan Memasang Bendera Merah Putih
Bahkan tercatat sudah digunakan di masa Han Timur sekitar tahun 25 sampai 220 Masehi.
Kain Putih Mudah Didapatkan
Ahli sejarah memercayai bahwa putih adalah warna yang mudah dikenali di tengah suasana perang.
Tidak hanya itu, kain berwarna putih menjadi kain yang sering digunakan pada masa itu mudah didapatkan.
Semua orang bisa memiliki bendera putih, mereka hanya mengikatnya pada sebuah tongkat sebagai tanda menyerah.
Tanda Duka Karena Kekalahan
Berbeda dengan budaya Tiongkok, bagi mereka warna putih melambangkan rasa duka dan kematian.
Baca Juga : Punya Beberapa Sebutan, Inilah Fakta Seru Seputar Bendera Merah Putih
Ini yang menjadi alasan mereka menggunakan bendera putih, yaitu sebagai penanda bahwa mereka sedang berduka karena kekalahan yang dialami.
Sebagai Tanda Negosiasi dan Penyelamatan Korban Perang
Bendera putih juga berkembang maknanya di dalam peperangan, yaitu digunakan sebagai negosiasi terhadap lawan.
Utusan perang serta petugas kesehatan menggunakan bendera putih untuk memberikan tanda bahwa mereka jangan diganggu ketika sedang mengangkut orang-orang yang terluka pada saat perang.
Kesepakatan Arti Bendera Putih
Berabad-abad setelah itu, makna bendera putih yang bermacam-macam ini disepakati secara mendunia menjadi satu arti saja. Kesepakatan ini dilakukan di Jenewa dan Den Haag.
Bendera putih dapat dijadikan simbol yang sakral dan tidak bisa diganggu gugat fugsinya sebagai pelindung bagi penggunanya dari berbagai serangan.
Baca Juga : 5 Fakta Seputar Bendera Amerika, Dulu Hanya Ada 13 Bintang di Benderanya
Tetapi simbol ini tidak boleh dimanfaatkan untuk mengelabuhi musuh, yaitu maksud terselubung untuk menyerang secara diam-diam.
(Yomi Hanna)
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR