Bobo.id - Kadang-kadang, kita bisa kaget sampai melompat ketika dikagetkan oleh suatu suara.
Tubuh kita juga membuat reaksi yang sama saat kita takut menonton film horor.
Kita kemudian merasa jantung berdegup sangat kencang, kaki kita bergetar, dan bulu kuduk kita berdiri.
Kenapa tubuh kita bereaksi seperti itu ketika takut, ya?
Baca Juga : Mendengar Suara Air Mengalir Membuat Kita Ingin Pipis, Kok Bisa?
Rasa takut dimulai karena ada pemicunya, teman-teman.
Contohnya saat sesuatu yang menakutkan terjadi ketika kita masuk wahana rumah hantu, atau adegan mengagetkan di film horor.
Hal-hal tersebut adalah rangsangan dari luar, yang membuat otak berpikir kita sedang ada dalam bahaya.
Rangsangan ini bentuknya bisa apa saja, baik sentuhan, penglihatan, atau suara.
Sinyal "bahaya" ini dengan cepat sampai ke thalamus, di pusat otak. Kemudian sinyalnya berjalan ke amygdala, di dasar otak.
Di sana, ada senyawa glutamat yang membawa sinyal ini semakin dalam ke otak.
Inilah yang membuat kita membeku tidak bisa bergerak atau melompat tanpa sadar.
Baca Juga : Kenapa Orang Indonesia Banyak yang Terkena Diabetes? Ini Penyebabnya
Dua reaksi ini adalah reaksi otomatis dari tubuh, teman-teman. Kita tidak bisa mengendalikannya karena bagian dalam otak yang mengendalikannya.
Saat takut, tubuh membuat reaksi fight-or-flight untuk membantu kita mempersiapkan diri dari bahaya. Baik menghadapinya, atau melarikan diri.
Reaksi ini melepaskan hormon yang mempengaruhi tubuh. Apakah kamu tahu apa nama hormon yang dilepaskan tubuh saat takut?
Baca Juga : Selain Karena Digigit Nyamuk, Bentol Juga Timbul Saat Alergi, Kenapa, ya?
Yap, saat takut, tubuh melepaskan hormon adrenalin. Hormon adrenalin langsung meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, teman-teman.
Jantung kita juga terpengaruh dan memompa darah ke otot, ini yang membuat beberapa bagian tubuh kita bergetar ketakutan.
Jika kita bersikap tenang, kemungkinan kita jadi bisa sedikit mengendalikan rasa takut ini, teman-teman.
Baca Juga : Mengapa Ada yang Latah Saat Terkejut?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR