Maksudnya, tubuh orang Bajau perlahan-lahan mengalami perubahan yang membuat mereka bisa beradaptasi di air, berbeda dengan orang yang lainnya.
Perubahan ini mendukung gaya hidupnya yang banyak dihabiskan di dalam air. Makanya mereka bisa jadi penyelam dan perenang yang andal.
Di abad ke-20, sejumlah orang Bajau tidak berpindah, mereka tinggal di tepi laut, namun tetap memancing untuk mencari penghasilan atau makanan.
Yap, orang Bajau juga lebih sering makan ikan dibandingkan hasil pertanian, seperti desa-desa sekitarnya.
Baca Juga : Banyak Suku Terasing yang Tidak Mau Berinteraksi dengan Dunia Luar, Apa Saja?
Menurut peneliti yang mempelajari orang-orang suku Bajau, mengatakan kalau orang-orang suku Bajau punya ukuran limpa yang lebih besar dari pada orang-orang lain di sekitarnya.
Bahkan orang Bajau yang tidak menyelam juga punya ukuran limpa yang besar. Sehingga kondisi tersebut kemungkinan diturunkan leluhurnya, bukan berubah karena sering menyelam.
Memangnya limpa memengaruhi apa, sih? Ukuran limpa ini penting karena organ ini merupakan wadah sel darah merah.
Saat menyelam, limpa megerut dan mendorong sel darah merah tambahan ke peredaran darah. Ini akan meningkatkan jumlah oksigen yang dibawa oleh darah.
Reaksi ini juga ditemukan pada mamalia yang menyelam, seperti anjing laut.
Baca Juga : Wah, Burung Kedidi Paruh-Sendok Terbang dari Rusia ke Indonesia!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR