Bobo.id - Sebagian besar penduduk Bumi melakukan aktivitas menggunakan tangan kanan, dan ada juga yang melakukan aktivitas menggunakan tangan kiri atau kita sebut kidal.
Ternyata penggunaan 'tangan' kanan atau kiri ini juga berlaku di hiu, lo, teman-teman.
Hal ini diketahui oleh para peneliti dari Macquarie University di Sydney, Australia saat melakukan penyelaman untuk mencari telur hiu.
Telur-telur hiu tersebut lalu dibawa ke tangki inkubasi yang bersuhu panas, untuk menetaskan telur-telur hiu.
Baca Juga : Pemegang Rekor Migrasi Terjauh, Burung Arctic Tern. Kenalan, yuk!
Setengah dari hiu yang menetas mati, dan sisanya ternyata bertangan kanan atau lebih banyak beraktivitas menggunakan 'tangan' kanan.
Penyebutan tangan oleh para peneliti ini diberikan karena sirip yang dimiliki hiu pada dasarnya hampir sama seperti tangan kita, lo.
Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, diketahui kalau pemanasan suhu laut membuat cara ikan hiu tumbuh dan berkembang menjadi berubah.
Nah, peneliti kemudian melakukan penelitian terhadap hiu yang ditetaskan menggunakan inkubator bersuhu panas untuk mengetahui kemana hiu akan berenang di jalur berbentuk huruf Y.
Baca Juga : Ikan Sheepshead Mempunyai Gigi yang Mirip Gigi Manusia, lo!
Baca Juga : Wah, di Korea Ada Festival Memancing Ikan di Air yang Membeku, lo!
Peneliti mengatakan otak hewan sebenarnya setengah bagiannya digunakan secara otomatis untuk mengendalikan perilaku tertentu, lo, dan hal ini disebut dengan lateralisasi.
Kalau manusia menggunakannya untuk melakukan aktivitas seperti menulis atau aktivitas lainnya menggunakan tangan kanan atau kiri, pada ikan hiu juga hampir sama, nih.
Pada hiu, aktivitas ini dilakukan untuk mencari mangsa sampai berenang dengan cara tertentu.
Karena lateralisasi berhubungan dengan cara kerja otak, maka hal ini dapat digunakan untuk mengukur perkembangan dan juga fungsi otak hiu.
Baca Juga : Hore! Ada Badak Sumatra yang Berhasil Diselamatkan di Kalimantan!
Penelitian ini dilakukan dengan cara menetaskan 12 telur hiu Port dalam tangki yang berisi air dengan suhu sekitar 20 derajat celcius.
Sedangkan 12 telur hiu lainnya diletakkan di tangki yang berisi air bersuhu 23 derajar celcius yang dipanaskan secara bertahap.
Sayangnya, 12 hiu yang berada di tangki yang bersuhu lebih tinggi mati, teman-teman, jadi penelitian hanya bisa dilakukan pada 7 ekor hiu yang tersisa.
Baca Juga : SoFi, Si Robot Ikan yang jadi Mata-Mata Ilmuwan di Bawah Laut
Setelah itu, hiu dari masing-masing tangki yang berbeda, diuji di tangki yang sudah diberi jalur berbentuk Y dan di dalamnya terdapat makanan.
Melalui jalur tersebut, hiu harus memilih berbelok ke kanan atau ke kiri untuk mendapatkan makanan yang ada di dalamnya.
Hasilnya, hiu yang ditetaskan dalam tangki yang bersuhu lebih tinggi menunjukkan lebih memilih untuk berbelok ke sebelah kanan, lo.
Berbeda dengan hiu yang ditetaskan di tangki yang bershu lebih rendah, karena tidak menunjukkan cara tertentu untuk mendapatkan makanan.
Baca Juga : Ditemukan Jejak Kaki Dinosaurus Terkecil di Dunia, Ukurannya Hanya 1 Sentimeter
Dari penelitian ini, para peneliti menyimpulkan kalau hiu yang dibesarkan di tangki yang bersuhu lebih tinggi mempunyai perkembangan otak sebagai jalan pintas yang bisa menghemat energi.
Dengan energi yang dihemat, hiu mungkin harus memaksimalkan perilaku tertentu, nih, seperti selalu berputar ke kanan saat menghadapi rintangan.
Wah, ternyata perubahan iklim yang membuat suhu air laut lebih panas bisa mengubah perilaku hiu, ya, teman-teman.
Baca Juga : Kapal Pesiar Berbahan Bakar Bangkai Ikan Ini Ramah Lingkungan!
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR