Bobo.id - Beberapa waktu lalu, nama Suku Sentinelese jadi perbincangan, teman-teman.
Karena penduduk di pulau Sentinel Utara ini menyerang seseorang yang mendekat ke pulau tempat tinggalnya.
Sepanjang sejarah, suku Sentinelese memang dikenal kurang ramah dan tidak pernah memiliki hubungan dengan dunia luar.
Bahkan, pemerintah India yang mencoba berkomunikasi juga tidak diterima.
Nah, rupanya, ada kelompok antropolog yang berhasil berkomunikasi dengan orang-orang suku Sentinelese, lo.
Baca Juga : Di Pulau Sentinel, Suku Sentinelese Hidup Terasing Tanpa Teknologi
Di tahun 1990-an, para antropolog Anthropological Survey of India (ANSI) berhasil masuk ke pulau Sentinel Utara.
Dalam tim antropolog ini, hanya ada satu perempuan bernama Madhumala Chattopadhyay. Madhulama menceritakan pengalamannya pada National Geographic.
Madhumala memang ingin mempelajari suku-suku pedalaman di Kepulauan Andaman dan Nikobar, sejak ia masih anak-anak.
Nah, cita-citanya pun tercapai dan Madhumala menghabiskan enam tahun untuk meneliti dan menulis 20 karya ilmiah tentang suku-suku ini.
Madhumala bergabung dalam tim antropolog yang akan mengunjungi pulau Sentinel Utara di tahun 1991.
Awalnya, ia hampir tidak diperbolehkan ikut karena penduduk pulau Sentinel Utara dikenal suka menyerang pendatang di pulau.
Tapi akhirnya, Madhumala ikut dalam ekspedisi pada bulan Januari tahun 1991.
Saat itu Madhumala dan tim nya berangkat dengan perahu kecil. Di bibir pantai, beberapa anggota suku Sentinelese sudah menyiapkan busur dan panahnya.
Para antropolog mencoba mendekati dengan mengapungkan buah kelapa ke arah anggota suku ini.
Baca Juga : Banyak Suku Terasing yang Tidak Mau Berinteraksi dengan Dunia Luar, Apa Saja?
Berjam-jam berikutnya, para pria dari suku Sentinelese sibuk mengumpulkan buah kelapa ini, karena buah ini tidak ada di pulau mereka.
Tidak lama kemudian, ada anggota suku yang mendekati perahu antropolog, dan menyentuh perahunya. Ini yang membuat antropolog yakin kalau mereka tidak takut lagi.
Setelah menepi, para antropolog turun dari perahu, namun anggota suku tidak mengajak mereka masuk ke dalam pulau.
Sepuluh bulan kemudian, Madhulama kembali mengunjungi pulau ini bersama tim antropolog ANSI.
Baca Juga : Mahatma Gandhi, Tokoh Perdamaian Dunia yang Berjiwa Besar dari India
Saat datang, para anggota suku Sentinelese langsung menghampiri perahu dan mengambil sekarung buah kelapa.
Salah satu peneliti mencoba mengambil daun yang dipakai sebagai hiasan oleh salah satu anggota suku. Pria ini marah dan memberikan gerakan mengusir para peneliti.
Yang ketiga kalinya, tim antropolog datang saat cuaca sedang buruk. Sehingga tidak ada seorang pun yang ada di pantai.
Akhirnya setelah itu Madhumala belum pernah ke sana lagi, dan pemerintah India mengurangi jumlah kunjungan ke sana.
Karena, orang-orang suku Sentinelese belum pernah terpapar apaun dari luar, sehingga dikhawatirkan kunjungan yang ada malah membawa penyakit di sana.
Menurut Madhumala, Suku Sentinelese tidak memiliki masalah di sana. Lebih baik mereka dibiarkan hidup tenang dan tidak diganggu.
Baca Juga : Kuil-kuil di India Mengurangi Pemakaian Plastik untuk Hormati Dewa
Lihat video ini juga, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR