Selain di Inggris, tradisi berkirim kartu Natal juga berkembang di Amerika pada tahun 1840-an.
Tapi karena harga kartu Natal tersebut sangat mahal, banyak orang yang tidak mampu membelinya.
Pada tahun 1860, sistem percetakan sudah semakin berkembang, teman-teman, dan kartu Natal menjadi sangat populer dan diproduksi dalam jumlah banyak.
Biaya untuk mengirim kartu pos pada tahun 1870 juga turun menjadi setengah sen saja, nih, dan semakin banyak orang yang bisa mengirim kartu Natal.
Baca Juga : Selain di Indonesia, Bahasa Jawa Juga Digunakan di Kaledonia Baru, Kok Bisa?
Seorang tukang cetak asal Jerman, Louis Prang, memproduksi kartu Natal secara massal dengan gambar yang khas, seperti bunga, tumbuhan, dan anak-anak yang banyak diminati.
Karena semakin banyak yang berkirim kartu Natal, pada tahun 1915, John C. Hall dan dua saudara laki-lakinya mendirikan perusahaan Hallmark Cards yang sampai saat ini menjadi perusahaan pembuat kartu ucapan terbesar.
Selain kartu Natal buatan perusahaan cetak, kartu Natal buatan sendiri juga mulai populer pada tahun 1891, nih, teman-teman.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR