Bobo.id – Pada Sabtu (22/12/2018), Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi. Erupsi ini menimbulkan tsunami di wilayah Banten.
Menurut Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar dikutip dari Kompas.com, Anak Krakatau memang telah bereupsi sejak 29 Juni 2018.
Erupsi terbesar pada Sabtu kemarin, gunung api ini melontarkan material hingga ketinggian 1.500 meter. Letusannya adalah tipe strombolian.
Baca Juga : Sejarah Gempa Krakatau, Salah Satu Gempa Terdahsyat di Dunia
Apa itu tipe strombolian? Cari tahu jawabannya dan tipe erupsi lainnya, yuk!
1. Tipe Hawaiian
Erupsi tipe ini berupa lava pijar yang menyembur seperti air mancur dan diikuti lelehan lava yang mengalir pada celah-celah gunung berapi.
Semburan lava ini bisa terjadi selama beberapa jam sampai beberapa hari, lo. Lava ini juga sangat cair sehingga bisa mengalir sampai beberapa kilometer dari puncak gunung.
2. Tipe Strombolian
Erupsi ini hampir sama denga tipe hawaiian, yaitu berupa lava pijar yang menyembur seperti air mancur dari magma yang dangkal.
Erupsi ini tidak terlalu kuat, tetapi terjadi secara terus menerus hingga tidak bisa diperkirakan kapan semburan itu berakhir.
Erupsi tipe ini biasanya terjadi pada gunung berapi yang berada di tengah atau tepi benua.
Baca Juga : Dari Karnaval Sampai Atraksi Gajah, Inilah Festival Krakatau di Lampung
3. Tipe Vulkanian
Erupsi tipe vulkanian merupakan letusan gunung berapi yang melontarkan material dari dalam magma dan juga bongkahan-bongkahan batu di sekitar kawah.
Erupsi ini akan diawali dengan semburan abu vulkanik yang menghasilkan suara dentuman yang sangat keras.
Material yang dilontarkan oleh gunung ini bisa lebih jauh daripada erupsi tipe Hawaiian dan Strombolian.
4. Tipe Pelean
Erupsi tipe ini hampir sama dengan tipe vulkanian.
Perbedaannya adalah material yang dikeluarkan oleh gunung yang mengalami erupsi tipe pelean ini merupakan campuran antara lava dan gas yang sangat banyak.
Saat erupsi, lava berbentuk sangat cair dan bisa mengalir dengan cepat.
5. Tipe Plinian
Erupsi tipe Plinian merupakan erupsi yang paling membahayakan.
Baca Juga : Ternyata Gunung Berapi Bisa Menjadi Pembangkit Listrik
Material yang keluar dari dalam gunung berupa gas dan abu dan bisa dilontarkan setinggi 50 kilometer dengan kecepatan ratusan meter per detik, lo.
Letusan ini bisa menghilangkan seluruh puncak gunung. Contohnya Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 lalu.
(Penulis: Cirana Merisa)
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR