Bobo.id - Teman-teman, beberapa waktu lalu, saudara kita yang berada di wilayah Banten dan Lampung, mengalami bencana tsunami dari Selat Sunda.
Menurut keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang tsunami dipicu oleh faktor cuaca di perairan Selat Sunda dan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.
Gunung Anak Krakatau memang merupakan gunung berapi yang masih aktif.
Tahukah kamu bagaimana Gunung Anak Krakatau terbentuk?
Baca Juga : Erupsi Gunung Anak Krakatau Merupakan Tipe Strombolian, Ini 5 Tipe Erupsi Gunung Berapi
Kita harus kembali dulu ke abad ke-19, teman-teman. Tepatnya di tahun 1883.
Pada bulan Agustus tahun 1883, Gunung Krakatau yang terletak di Selat Sunda meletus.
Erupsi Gunung Krakatau ini menyebabkan 36.000 orang meninggal dunia, teman-teman.
Saat itu, ia menyemburkan puing-puing vulkanik yang tingginya mencapai 24 kilometer!
Baca Juga : Bagaimana Awan Lentikularis di Gunung Semeru Terbentuk?
Awan asap letusan ini menutupi awan selama dua hari dan menyebar ke berbagai negara di dunia. Letusan ini memengaruhi pola cuaca selama bertahun-tahun.
Nah, saat meletus, ia membuat pulau Krakatau menjadi kaldera atau kawah gunung berapi yang besar, teman-teman.
Kaldera dari letusan ini dikelilingi tiga pulau kecil dan sebuah gunung baru.
Yap, sekitar tahun 1928, pulau dengan gunung laut baru muncul, lalu disebut dengan Gunung Anak Krakatau atau Child of Krakatoa.
Baca Juga : 5 Fakta Gunung, Ada Gunung Muda dan Gunung Tua, lo!
Gunung Anak Krakatau ini muncul di antara bekas Gunung Danan dan Perbuwatan.
Gunung Danan dan Perbuwatan adalah gunung yang muncul, bersama dengan Gunung Rakata, yang muncul di erupsi tahun 416 Masehi.
Baik Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan, sudah hancur saat erupsi Gunung Krakatau di tahun 1883.
Nah, semenjak kemunculannya, Gunung Anak Krakatau menjadi salah satu gunung berapi aktif yang sering erupsi, teman-teman.
Baca Juga : Binatang Bisa Mendeteksi Gempa Bumi dan Tsunami, Bagaimana Caranya?
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | NDTV,Volcano Discovery,Kompas |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR