Bobo.id - Pemanasan global atau perubahan iklim yang terjadi di Bumi membuat banyak perubahan bagi makhluk hidup, teman-teman.
Salah satu efek dari pemanasan global ini adalah lautan dunia yang semakin memanas atau mengalami peningkatan suhu.
Memanasnya lautan dunia ini menjadi hal yang buruk bagi para penghuni laut, nih, teman-teman, karena dengan memanasnya air laut, makan kehidupan mahkluk laut akan terancam.
Jeda pemanasan global
Baca Juga : Ternyata Ini Alasan Mengapa Seseorang Bisa Hadir di Dalam Mimpi Kita
Sebelumnya, sebuah penelitian melaporkan kalau ada jeda pemanasan global yang akan terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Jeda pemanasan global ini berarti pemanasan global akan berhenti untuk beberapa tahun, teman-teman.
Tapi peneliti dari Chinese Academy of Sciences kemudian membantah adanya jeda pemanasan global dalam beberapa tahun terakhir.
Peneliti justru mengatakan kalau memanasnya suhu lautan terjadi semakin cepat, lo.
Hal ini didapatkan oleh para peneliti dari teknologi terbaru yang menunjukkan kalau tidak ada jeda pemanasan global.
Selain itu, penemuan ini juga meningkatkan kekhawatiran baru yaitu perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap lautan.
Lautan sangat penting
Perubahan suhu yang terjadi di lautan dunia ternyata menjadi hal yang sangat penting, nih, teman-teman.
Baca Juga : Sebaiknya Kita Tidak Sering Membersihkan Kotoran Telinga, Ini Alasannya
Hal ini karena pemanasan laut menjadi indikator utama perubahan iklim Bumi. Para peneliti memiliki bukti kuat kalau pemanasan yang terjadi saat ini lebih cepat dari yang sebelumnya.
Laporan terbaru ini didapatkan dari 4 studi yang pernah dilakukan sebelumnya, yang memberikan perkiraan yang lebih tepat tentang perubahan lautan di masa lalu.
Metode ini memungkinkan pada peneliti untuk memperbarui penelitian masa lalu dan membuat prediksi untuk masa depan.
Argo, sang armada pemantau lautan
Nah, untuk mengukur kenaikan suhu dengan lebih akurat, para ilmuwan menggunakan armada pemantau lautan yang diberi nama Argo.
Argo yang ditugaskan untuk memantau lautan ini jumlahnya hampir 4.000 robot dan mengambang di lautan, lo.
Robot ini mengambang di lautan di seluruh dunia, dan setiap beberapa hari akakn menyelam sampai kedalaman 2.000 meter, teman-teman.
Baca Juga : Penyakit Flu Tulang, Apakah Sama dengan Flu yang Biasa Kita Alami?
Penyelaman ini dilakukan untuk mengukur suhu laut, tingkat keasaman atau pH, salinitas, dan memberikan informasi lainnya ketika mereka kembali ke permukaan laut.
Penggunaan Argo ini bukan hal baru, lo, karena Argo telah menyediakan data yang lengkap dan luas tentang kandungan panas lautan sejak pertengahan tahun 2000-an.
Kenaikan suhu lautan
Dari data yang diberikan oleh Argo dan juga pengukuran suhu udara, peneliti melakukan analisis terbaru yang menunjukkan pemanasan di lautan sedang berlangsung.
Kedua data tadi memprediksi bahwa suhu 2.000 meter teratas di lautan dunia akan menghangat sebanyak 0,78 derajat Celcius pada akhir abad ini, lo.
Selain itu, pembengkakan air saat proses menghangatkan akan menaikkan permukaan laut setinggi 30 sentimeter, teman-teman.
Baca Juga : Mengapa Ada Air Tanah yang Berbau Besi dan Berwarna Kuning?
Peneliti juga mengatakan, tahun 2018 kemarin yang menjadi tahun terpanas keempat di permukaan juga menjadi tahun terpanas di lautan, mengalahkan tahun 2016 dan 2017.
Penelitian tentang pemanasan global lebih sering dilakukan pada lautan karena sinyal pemanasan global lebih mudah terlihat di lautan dibandingkan di permukaan tanah.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR