Bobo.id – Beberapa planet yang ada di tata surya kita memiliki satelit alami, termasuk Bumi, tempat tinggal kita sekarang.
Bumi memiliki satu satelit alami yang dinamakan Bulan. Dalam bahasa Inggris, Bulan disebut Moon.
Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus memiliki satelit alami juga, teman-teman.
Namun, satelit alami planet-planet ini memiliki nama masing-masing yang dikenal oleh semua orang.
Lalu, mengapa satelit Bumi disebut Bulan? Mengapa Bulan memiliki nama yang berbeda-beda di setiap tempat?
Baca Juga : Peristiwa Gerhana Bulan, Supermoon, dan Bluemoon, Apa Bedanya?
Jumlah Bulan di Planet Lain
Sebelum menjawab pertanyaan itu, Bobo ingin menjelaskan dulu tentang jumlah satelit alami atau bulan di planet lain.
Ada delapan planet di tata surya kita. Merkurius sebagai planet pertama dan Venus sebagai planet kedua tidak memiliki satelit alami.
Bumi sebagai planet ketiga hanya memiliki satu satelit alami. Sedangkan Mars sebagai planet keempat memiliki dua satelit alami.
Planet-planet yang berada cukup jauh dari Matahari memiliki satelit alami lebih banyak daripada Bumi dan Mars.
Baca Juga : Wah, Sekarang Ada Makhluk Hidup di Bulan, lo! Kira-kira Apa Itu, ya?
Jupiter memiliki 79 satelit alami, sedangkan Saturnus memiliki 59 satelit alami.
Lalu, Uranus memiliki 27 satelit alami. Planet terakhir, yaitu Neptunus memiliki 14 satelit alami.
Bulan Memiliki Sebutan yang Berbeda
Tahukah teman-teman? Ternyata, satelit alami Bumi memiliki sebutan yang berbeda-beda di setiap tempat.
Zaman dulu, orang-orang Romawi Kuno menyebut Bulan sebagai Luna. Sedangkan orang Yunani menyebutnya sebagai Selene.
Baca Juga : Foto Pertama Chang'e-4 yang Berhasil Mendarat di Sisi Terjauh Bulan
Dalam bahasa Inggris, Bulan disebut sebagai Moon. Sedangkan orang-orang di Indonesia menyebutnya sebagai Bulan.
Bahkan, orang-orang yang menggunakan bahasa Melayu juga menyebut satelit alami Bumi ini sebagai Bulan.
Mengapa Disebut Bulan?
Nah, perbedaan penyebutan nama satelit Bumi ini diperkirakan terjadi karena Bulan sendiri sudah dikenal sejak lama oleh orang-orang di zaman dulu.
Dulu, mereka bebas menyebut benda-benda langit dengan nama apa pun, termasuk Bulan.
Baca Juga : Wah, Bumi Ternyata Punya Lebih dari 1 Bulan! Ada Berapa, ya?
Setelah itu, perkembangan bahasa dimulai dan nama Bulan juga berkembang sesuai dengan daerah dan bahasa masing-masing.
Kata Moon dalam bahasa Inggris berasal dari rumpun bahasa Proto-Jermanik yang terdengar sama bunyinya.
Sedangkan, kata Bulan dalam bahasa Indonesia ini berasal dari rumpun bahasa Proto-Melayu-Polinesia sejak ribuan tahun lalu.
Karena itulah, nama Bulan bisa berbeda-beda di setiap tempat, tergantung bahasa apa yang mereka gunakan.
Baca Juga : Tiongkok Akan Meluncurkan Bulan Buatan! Apa Fungsinya?
Satelit Alami Planet Lain
Zaman dulu, orang-orang menganggap bahwa Bulan merupakan satu-satunya satelit alami di tata surya kita.
Hingga pada tahun 1610 lalu, Galileo menemukan bahwa ternyata Jupiter juga memiliki satelit alami.
Bahkan pada saat itu, Galileo langsung menemukan empat satelit alami Jupiter. Hal inilah yang mengubah pandangan dunia.
Saat teknologi dan pengetahuan semakin canggih, para ilmuwan mulai meneliti dan mengumpulkan data-data tentang astronomi.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa planet-planet lain juga memiliki satelit-satelit alami, bahkan lebih banyak daripada yang mereka duga.
Sejak itulah, satelit alami milik planet-planet lain dinamakan secara universal supaya bisa dikenal oleh orang-orang di seluruh dunia walaupun berbeda bahasa.
Baca Juga : Ini Dia Cerita di Balik Nama Bulan Purnama dari Berbagai Suku Budaya!
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR