Bobo.id – Fayanna Ailisha Daviany adalah seorang penulis cilik yang berbakat.
Anak perempuan yang akrab disapa Fayanna ini bahkan sudah menerbitkan 42 buku.
Padahal usianya baru 13 tahun, lo, teman-teman. Keren sekali, ya!
Yuk, kita berkenalan lebih dekat dengan teman kita ini!
Baca Juga : Wah, Kak Maudy Ayunda Mengajak Kita Rajin Membaca, lo! #akubacaakutahu
Suka Buku Sebelum Bisa Baca
Tahukah teman-teman? Ternyata Fayanna sudah menyukai buku bahkan sejak ia belum bisa membaca, lo.
Fayanna bercerita bahwa orangtuanya sering membacakan buku untuknya saat ia masih berusia satu tahun.
Fayanna kecil sangat senang saat orangtuanya membacakan buku untuknya.
Setiap hari, saat Fayanna akan tidur, orangtuanya akan membacakan buku.
Walaupun Fayanna kecil belum mengerti jalan cerita, tapi orangtuanya tetap membacakan buku untuknya.
Semakin Suka Buku saat Bisa Baca
Saat usianya dirasa sudah cukup untuk belajar membaca, akhirnya Fayanna diajari membaca oleh orangtuanya.
Baca Juga : 5 Perpustakaan Keren di Indonesia yang Wajib Didatangi #akubacaakutahu
Orangtuanya juga mengatakan bahwa membaca buku itu merupakan kegiatan yang mengasyikkan.
Karena itulah, Fayanna semakin semangat untuk belajar membaca, teman-teman.
Sampai pada akhirnya, Fayanna bisa membaca sendiri buku-buku yang diberikan orangtuanya.
Bahkan, setiap ulang tahun, Fayanna tidak pernah meminta kado berupa mainan atau yang lain, tapi ia selalu meminta kado berupa buku.
Baca Juga : Ini 7 Nama di Buku Harry Potter dari Istilah Astronomi #akubacaakutahu
Mulai Menulis Sejak Umur Tujuh Tahun
Saat Fayanna sudah bisa membaca, ia semakin menyukai buku.
Kebiasaan dibacakan cerita oleh orangtuanya membuat Fayanna menjadi anak perempuan yang sangat suka membaca.
Dari situlah, Fayanna mulai belajar menulis cerita sendiri, teman-teman, tepatnya sejak usia tujuh tahun.
Dulu, Fayanna menulis cerita di buku dengan tulisan tangannya sendiri, lo. Walaupun begitu, Fayanna tetap semangat menulis.
Menerbitkan Buku Pertama
Fayanna terus menulis dan mengembangkan bakatnya. Hingga suatu hari, ia mengikuti lomba menulis.
Baca Juga : Sejarah Perpustakaan Dunia, Ada Sejak 2.000 Tahun Lalu #akubacaakutahu
Pada lomba itu, Fayanna menjadi juara dan diminta untuk menerbitkan buku.
Wah, Fayanna senang sekali! Ia berhasil menerbitkan buku pertamanya di usia delapan tahun.
Bahkan, Fayanna menjadi peserta termuda di lomba itu, lo. Keren sekali, kan!
Setelah menjadi juara lomba menulis, Fayanna tidak menjadi sombong dan bermalas-malasan.
Fayanna tetap menekuni dunia tulis-menulis. Gelar sebagai juara ini membuat dirinya bersemangat untuk menulis lebih banyak buku.
Fayanna ikut les menulis selama tiga bulan dan mempelajari teknik-teknik menulis buku yang baik. Ia juga mulai belajar menulis di komputer.
Baca Juga : Jumat Sore Seru di Taman Baca Saduga Kelapa Gading #akubacaakutahu
Membagi Waktu antara Sekolah dan Menulis
Nah, sekarang Fayanna sudah duduk di kelas 2 SMP, nih, teman-teman.
Walaupun sudah menjadi penulis cilik, tapi Fayanna tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang pelajar.
Fayanna selalu membagi waktu antara sekolah dan hobi menulisnya.
Saat sedang sekolah, Fayanna akan fokus pada tugas-tugas sekolah. Ia baru akan menulis cerita pada malam hari saat semua PR sudah selesai dikerjakan.
Baca Juga : Yuk, Keliling Indonesia dengan Buku Kak Okky Madasari! #akubacaakutahu
Maka itu, ia membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menulis satu cerita.
Namun, saat libur sekolah, waktu yang ia punya akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menulis.
Kalau sedang libur, satu cerita bisa diselesaikan hanya dalam waktu satu minggu saja.
Wah, hebat sekali, ya, teman kita ini! Teman-teman bisa menjadi seperti Fayanna juga, lo.
Caranya adalah dengan terus berlatih dan tidak mudah berputus asa. Semangat, teman-teman!
Baca Juga : Sebentar Lagi Akan Ada Buku Braille Elektronik untuk Tunanetra, lo! #akubacaakutahu
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR