Bobo.id - Saat akan mencari buku, tempat yang dituju adalah perpustakaan.
Perpustakaan ada di mana saja, lo. Tidak hanya di sekolah, tapi juga di kota yang merupakan perpustakaan milik pemerintah pusat atau daerah.
Semakin banyak koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan, akan membuat kita semakin mudah untuk mencari buku yang dibutuhkan.
Baca Juga : Gedung Perpustakaan dan Gedung Opera yang Berdiri di Dua Negara
Beberapa perpustakaan juga menjadi kebanggaan daerah atau negaranya masing-masing, lo, karena menyimpan ukurannya yang besar dan mempunyai koleksi buku yang banyak dan tidak ada di tempat lain.
Salah satunya adalah Perpustakaan Alexandria yang terletak di Alexandria, Mesir yang merupakan perpustakaan paling terkenal dari zaman kuno.
Perpustakaan Alexandria adalah bagian dari lembaga penelitian yang lebih besar, yaitu Mouseion, yang dipersembahkan untuk Muses, dewi sastra, ilmu pengetahuan, dan seni.
View this post on Instagram
Menyimpan Banyak Koleksi Gulungan Papirus
Pada awal berdirinya perpustakaan Alexandria, perpustakaan ini banyak menyimpan naskah berharga yang ditulis di kertas papirus.
Bahkan diperkirakan ada 40.000 sampai 400.000 gulungan kertas papirus yang disimpan di perpustakaan Alexandria, lo.
Banyaknya naskah yang ada di perpustakaan Alexandria disebabkan oleh banyaknya cendikiawan besar dan berpengaruh di Alexandria.
Baca Juga : 6 Bahasa Tertua di Dunia Ini Masih Digunakan Sampai Sekarang, Pernah Dengar?
Hal ini juga menyebabkan Kota Alexandria dianggap sebagai ibukota ilmu pengetahuan dan pembelajaran, teman-teman.
Beberapa naskah gulungan papirus yang ada di perpustakaan Alexandria di antaranya adalah puisi hingga tulisan yang menghitung ukuran keliling Bumi.
Sejarah Perpustakaan Alexandria
Perpustakaan Alexandria atau disebut juga The Great Library of Alexandria diyakini didirikan sekitar setelah tahun 295 Sebelum Masehi.
Pembangunan perpustakaan Alexandria bermula dari keinginan seorang gubernur Athena yang menginginkan adanya perpustakaan, teman-teman.
Kemudian Ptolemaeus I, seorang cendikiawan mendirikan Mouseion atau Musaeum yang saat ini kita kenal dengan "museum".
Musaeum ini berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa dewi, tapi juga dilengkapi dengan area kuliah, laboratorium, observatorium, kebun botani, kebung binatang, dan perpustakaan.
Nah, pada masa pemerintahan Ptolemaeus II Philadelphus tahun 282 SM hingga 246 SM, anak Ptolemaeus I, ia mendirikan "Perpustakaan Kerajaan" untuk melengkapi museum yang didirikan ayahnya.
Baca Juga : Mengapa Kita Berseragam di Sekolah? Ini Sejarah Seragam Sekolah
Setelah Perpustakaan Kerajaan dibangun, ada lebih dari 100 cendikiwian yang kemudian ditempatkan di dalam museum ini, lo.
Tugas para cendikiawan itu adalah untuk memberikan kuliah, melakukan penelitian, menerbitkan, menerjemahkan, menyalin, dan mengumpulkan banyak naskah dari berbagai negara dan penulis.
Perpustakaan Alexandria semakin besar
Karena banyaknya naskah yang ditulis dan diterjemahkan oleh para cendikiawan, maka semakin banyak juga koleksi dari perpustakaan ini, teman-teman.
Hal tersebut membuat para cendikiawan menginginkan perpustakaan Alexandria untuk diperluas dan kemudian didirikan juga bangunan baru dari perpustakaan Alexandria yang menyimpan salinan dari perpustakaan utama.
Bangunan baru perpustakaan Alexandria ini menyimpan sekitar 42.800 gulungan naskah, lo.
Kehancuran perpustakaan Alexandria
Baca Juga : Sejarah Bacaan Anak, Ternyata dari Tradisi Bercerita! #akubacaakutahu
Sayangnya koleksi berbagai naskah di perpustakaan Alexandria harus lenyap karena hancurnya perpustakaan ini, teman-teman.
Perpustakaan Alexandria hancur diduga karena pembakaran yang dilakukan oleh Julius Caesar saat ia melakukan pendudukan di kota Alexandria pada tahun 48 SM.
Karena pembakaran yang dilakukan Julius Caesar pada perpustakan kebanggan di kota Alexandria ini, membuat banyak perdebatan dan perang selama berabad-abad.
Perpustakaan Alexandria Kembali Dibangun
Walaupun perpustakaan Alexandria dan naskah-naskah di dalamnya sudah banyak yang hancur dan tidak bisa diselamatkan, sebuah perpustakaan baru kembali dibangun, lo.
Pada tahun 2002, perpustakaan baru dibangun di dekat bekas perpustakaan Alexandria. Perpustakaan ini diberi nama Bibilotheca Alexandrina.
Pembangunan Bibilotheca Alexandrina ini dimaksudkan untuk mempertahankan semangat perpustakaan Alexandria yang sudah hancur.
Baca Juga : Puluhan Mumi Kucing dan Kumbang Ditemukan di Makam Mesir Kuno
Nah, untuk melengkapi koleksi buku di Bibilotheca Alexandrina, banyak negara yang sudah mengirimkan buku-buku dengan tujuan melengkapi koleksi yang pernah terbakar.
Selain itu, perpustakaan baru ini juga dibangun untuk tahan terhadap api, lo.
Source: ancient.eu
Source | : | todayifoundout.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR