Arion hampir saja menyentuh buket di tangan Ratu Peri, saat semua di sekelilingnya tiba-tiba menjadi gelap. Ketika ia membuka matanya beberapa saat kemudian, aula megah dan Ratu Peri serta dayang-dayangnya telah lenyap.
Arion berdiri sendiri di dekat tebing putih salju abadi. Di bawahnya, di lembah yang jauh, ia bisa melihat lampu berkelap-kelip dari pondok-pondok di desa asalnya.
Baca Juga : 4 Kutipan ini Buat Kita Semakin Suka Membaca #AkuBacaAkuTahu
Dengan buket bunga biru di tangannya, Arion berlari menuruni lereng gunung ke kawanannya. Namun saat ia sampai di padang rumput, domba-dombanya telah lenyap. Ia melayangkan pandangannya ke seluruh padang rumput, namun domba-dombanya tak ada.
“Ke mana domba-dombaku pergi?” seru Arion putus asa. Ia lalu berlari pulang.
Saat ia membuka pintu pondoknya, istrinya menatapnya seolah-olah melihat hantu. "Apakah kau benar, suamiku?" tanya Diana menangis. "Di mana kau berada sepanjang tahun ini? Aku hampir saja putus asa dan mengira kamu telah mati."
Arion sangat terkejut ketika tahu ia telah menghabiskan satu tahun penuh di istana Ratu Peri. Sementara itu, kawanan dombanya telah hilang, karena tidak ada yang merawat dan menjaga mereka. Serigala-serigala telah memakannya.
Baca Juga : Dongeng Anak: Pot Bunga Baru
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR