Akhirnya, musim penghujan tiba juga! Bendungan, danau, dan sungai di kedua negeri penuh air lagi. Ternyata, rakyat Negeri Komprang tetap berhemat air. “Kalau 10 gayung cukup untuk mandi, kenapa kita mesti memakai 20 gayung?” kata mereka.
Baca Juga : Punya Pengaruh dari Bela Diri Jepang dan Tiongkok, Ini Sejarah Karate
Tapi, buat apa air yang berlebih? O-oh, rupanya mereka pakai untuk meluaskan pertanian dan peternakan ikan. Wah, Negeri Komprang bertambah makmur saja.
Rakyat Negeri Batok pun meniru dan menjadi makmur pula. Pakaian mereka tidak compang-camping lagi. Raja baru mereka berpakaian sederhana saja, tidak bersulam benang emas. Ia sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, seperti Raja Negeri Komprang. Yang masih sama cuma rambut mereka yang model batok itu dan lalat, eh…kismis palsu di ujung hidung.
Baca Juga : Ditemukan Fosil Nyamuk yang Mungkin Membawa Penyakit Malaria di Zaman Dinosaurus
Cerita oleh: Helen Ishwara. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
Tonton video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR