Bobo.id - Sepertinya semakin banyak binatang baru yang ditemukan oleh para peneliti, nih, teman-teman.
Setelah ada katak spesies baru ditemukan di India, baru-baru ini para peneliti menemukan tarantula baru di Angola, Afrika bagian barat.
Hal yang membuat peneliti tertarik dengan tarantula yang baru ditemukan ini adalah karena tarantula tersebut mempunyai tanduk di bagian punggungnya.
Tanduk di punggung tarantula tersebut membuat hewan ini terlihat seperti unicorn atau kuda mitologi yang memiliki tanduk, lo.
Baca Juga : Hebat, Burung Ini Menggendong 4 Ekor Anaknya di Sayap! Burung Apa, ya?
Termasuk Kelompok Tarantula Babon Bertanduk
Tarantula ini diberi nama Ceratogyrus attonitifer yang berasal dari bahasa Latin, "attonit" yang berarti takjub atau daya tarik, dan akhiran "-fer" yaitu pembawa.
Pemberian nama tersebut berasal dari keheranan penemu pada tarantula yang satu ini, teman-teman.
Sebenarnya, C. attonitifer masih termasuk dalam kelompok yang dikenal sebagai tarantula babon bertanduk.
Meskipun termasuk dalam kelompok tarantula tersebut, yang membuat penemunya terkejut adalah tanduk yang dimiliki C. attonitifer tidak seperti tanduk pada tarantula tanduk babon lainnya.
Umumnya, tarantula tanduk babon memiliki tanduk yang keras, sedangkan spesies yang baru ditemukan ini memiliki tanduk yang lembut dan memanjang.
Peneliti juga mengatakan kalau tidak ada tarantula jenis lain yang diketahui memiliki tanduk seperti yang dimiliki oleh C. attonitifer ini, lo.
Fungsi Tanduk Belum Diketahui
Baca Juga : Jempiring, Bunga Harum yang Jadi Maskot Kota Denpasar #AkuBacaAkuTahu
Karena spesies tarantula ini baru saja ditemukan para peneliti belum mengetahui dengan pasti apa fungsi dari tanduk yang ada di punggungnya tersebut.
Beberapa peneliti menganggap tanduk C. attonitifer ada hubungannya dengan ukuran tubuhnya, karena tanduk yang keras akan menjadi penghalang di lubang yang berukuran kecil.
Biasanya, tarantula tanduk babo betina akan menggunakan tanduknya untuk memperbesar ukuran liang atau lubang tempat mereka tinggal dibandingkan dengan membuat lubang baru.
Penduduk Sekitar Sudah Sering Melihat Tarantula
Walaupun peneliti baru pertama kali melihat tarantula tersebut, ternyata penduduk Angola sudah cukup akrab dengan tarantula, lo.
Spesies baru ini dikenal oleh penduduk sekitar dengan nama "kandil" dalam bahasa setempat, nih, teman-teman.
Baca Juga : Lebah Madu Tiga Juta Helai Rambut di Tubuhnya, Apa Fungsinya?
Bahkan masyarakat Angola juga memberikan informasi kepada para peneliti mengenai kebiasaan, pola makan, hingga gigitan tarantula yang menyakitkan walau tidak beracun.
Dari penelitian yang dilakukan, para peneliti mengetahui kalau tarantula ini adalah hewan yang agresif dalam mempertahankan wilayah mereka.
Tarantula akan melompat keluar dari liang mereka dan menyerang apapun yang dirasa mengganggunya.
Penemuan yang Berguna
Ukuran tarantula C. attonitifer ini memang kecil, tapi peneliti menganggap penemuan ini berguna, lo, teman-teman.
Penemuan spesies baru ini menjadi pengingat bahwa banyak binatang unik yang menghuni Bumi, dan ternyata masih banyak keanekaragaman hayati yang belum terungkap.
Dengan ditemukannya C. attonitifer juga membantu peneliti untuk memperluas jangkauan geografis yang diketahui dari kelompok tarantula lainnya.
Baca Juga : Ada yang Mirip Lebah Tersenyum, 7 Bunga Ini Memiliki Bentuk yang Unik!
Selain itu, penemuan spesies baru ini juga bisa digunakan untuk mengatur kawasan konservasi untuk melindungi banyak satwa.
Satwa-satwa tersebut memang harus dilindungi agar tidak terancam dengan adanya predagangan ilegal pada satwa, nih, teman-teman.
Source | : | Gizmodo,Geek.com,Science Daily,IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR