"Baiklah, Pak Inspektur,” kata Holmes. "Silakan Anda mengikuti jalan Anda sendiri, dan saya akan mengikuti jalan saya. Dengan senang hati saya selalu terbuka untuk menceritakan hasil-hasil penyelidikan saya. Saya rasa, saya sudah cukup banyak melihat-lihat di rumah ini. Sampai jumpa lagi dan semoga sukses!"
Dari gerakan-gerakan yang dilakukan Holmes secara sangat tak kentara, dokter Watson yakin kalau temannya itu sedang menyelidiki sesuatu.
Walaupun tampaknya tenang-tenang saja, Holmes seperti menyembunyikan ketegangannya. Itulah yang dilihat dokter Watson.
Dokter Watson sudah hapal dengan ciri-ciri sahabatnya itu. Matanya terlihat menjadi semakin cerah dan gerakannya lebih cekatan.
Seperti biasanya, Holmes juga tidak mengatakan apa-apa. Dan seperti biasanya pula, dokter Watson pun tidak bertanya apa-apa. Kalau sudah saatnya, sahabatnya itu pasti akan menceritakan semuanya padanya.
Baca Juga : Cerita Misteri: Misteri Makhluk Abadi
Maka dokter Watson pun menunggu dengan sabar, sambil menikmati tinggal di daerah pedesaan itu. Namun ia kecewa karena penantiannya sia-sia. Hari berganti hari, Holmes tak juga menceritakan apapun.
Suatu pagi, Holmes pergi ke kota dan dokter Watson mendapat informasi kalau Holmes pergi ke British Museum. Cuma sekali itu saja dia pergi agak jauh. Selebihnya, dia hanya jalan-jalan sendirian, ngobrol sana-sini dengan warga desa yang sudah mulai akrab dengannya.
"Aku yakin, Watson, libur seminggu di pedesaan ini, bagus untuk kita," komentar Holmes. "Menyenangkan sekali menikmati kembali pagar-pagar rumah yang menghijau dan rangkaian bunga liar di pepohonan hazel yang tinggi.
Ayo, kita bawa sekop kecil untuk tanaman, kotak timah, dan buku botani. Hari-hari kita pasti akan sangat berguna.”
Holmes lalu sibuk menyiapkan peralatannya dan berkelana sebagai "ahli botani." Namun saat pulang, ia hanya membawa tanaman-tanaman jelek.
Dokter Watson betul-betul bingung. Apa sebetulnya yang ada di otak sahabatnya itu. (Bersambung)
(Diadaptasi oleh Red. Majalah Bobo)
Dok. Majalah Bobo
Baca Juga : Cerita Misteri Anak: Tiga Bersaudara
Lihat juga video ini, ya.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR