Bobo.id – Tahukah teman-teman, sampah plastik di Indonesia menjadi permasalahan serius yang harus segera ditangani.
Menurut data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun. Di mana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.
Indonesia bahkan masuk dalam peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke Laut setelah Tiongkok berdasarkan data Jambeck yang diambil pada tahun 2015.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai masalah sampah ini sudah sangat meresahkan.
Oleh karena itu, beberapa daerah sudah mulai mencoba untuk mengatasi permasalahan sampah plastik ini.
Baca Juga : Hewan Apa Saja yang Terkena Dampak Sampah Plastik di Lautan?
Baca Juga : Keren! Perusahaan di Inggris Mengubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar
Cara Daerah Mengatasi Sampah Plastik
Inilah cara beberapa daerah untuk mengatasi permasalahan sampah plastik.
1. Surabaya
Sejak April 2018, Kota Surabaya sudah menyediakan layanan bus yang cara pembayarannya sangat unik.
Masyarakat diwajibkan untuk melakukan pembayaran bukan dengan uang, melainkan dengan sampah plastik.
Untuk sekali jalan, setiap penumpang diharuskan menukarkan 10 gelas air kemasan plastik, atau 5 botol air kemasan plastik ukuran sedang, atau 3 botol air kemasan plastik ukuran besar.
Baca Juga : Di Tempat ini, Sampah Plastik
Selain cara tersebut, masyarakat juga bisa melakukan pembayaran dengan menyetor sampah di Terminal Purabaya.
Kemudian, masyarakat yang sudah menyetor akan mendapatkan stiker tiket yang setara dengan jumlah setoran.
Masyarakat Surabaya menyambut dengan baik program ini, karena layanan bus yang disediakan juga baik dan nyaman.
Baca Juga : Biasa Hinggap di Tempat yang Kotor, Lalat Bisa Dimanfaatkan untuk Mengolah Sampah, lo!
2. Bali
Sejak Januari 2019, Dinas Perhubungan Kota Denpasar menyosialisasikan tiket bus sekolah yang dibayar dengan menukarkan botol dan gelas plastik bekas.
Kemudian sejak akhir Januari 2019, ketentuan ini pun sudah mulai diberlakukan di kota Denpasar, Bali.
Ada tiga pilihan pelaksanaan pengumpulan botol dan gelas minuman bekas.
Pertama, apabila orang tua atau anggota keluarganya sudah terdaftar di bank sampah tertentu, maka teman-teman tidak perlu lagi membawa botol plastik.
Baca Juga : Paus Kepala Kotak Terdampar, Ditemukan Sampah Plastik di Perutnya
Kedua, apabila teman-teman sudah terdaftar di bank sampah sekolah, tidak perlu lagi membawa botol atau gelas minuman bekas.
Nah, apabila cara pertama dan kedua belum dilakukan berarti teman-teman bisa melakukan cara yang ketiga, yakni teman-teman wajib menyetorkan botol atau gelas minuman bekas.
O iya, ke depannya setiap penumpang Bus Sekolah Kota Denpasar diwajibkan untuk membawa satu botol minuman bekas atau dua gelas minuman bekas yang akan ditukarkan dengan tiket satu kali perjalanan pulang pergi.
Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk semakin peduli dengan kebersihan lingkungan dan bahaya sampah plastik.
Baca Juga : Seniman Australia Ubah Sampah Plastik dari Laut Jadi Seni yang Keren!
3. Balikpapan
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur juga tidak mau kalah untuk ikut dalam mengatasi masalah sampah ini.
Kota Balikpapan ditunjuk oleh salah satu organisasi perubahan iklim internasional sebagai kota percontohan untuk mengurangi emisi dan sampah plastik.
Pemerintah kota Balikpapan berencana menerapkan kebijakaran agar sampah plastik menjadi alat pembayaran untuk transportasi bus sekolah.
Baca Juga : Indonesia Jadi Penghasil Sampah Plastik Nomor 2 Dunia, #SayaPilihBumi Bergerak
Jadi, siswa sekolah dapat membayar tiket bus sekolah menggunakan 5-10 botol plastik bekas minuman untuk sekali perjalanan.
Pemerintah menyiapkan sejumlah sarana angkutan kecil yang diubah menjadi bus sekolah sebagai upaya pelaksanaan program ini dalam waktu dekat.
Bagaimana dengan teman-teman, apakah kamu punya ide untuk mengurangi sampah plastik di rumah dan lingkungan sekitarmu?
Baca Juga : Taman Apung Ini Rupanya Daur Ulang dari Sampah Plastik. Kreatif!
Tonton juga video ini, ya.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR