Bobo.id - Setiap orang memiliki rambut yang berbeda-beda. Ada yang memiliki rambut lurus, rambut keriting, atau ikal.
Jenis rambut yang dimiliki tiap orang juga menentukan apakah rambut mereka mudah atau sulit disisir, teman-teman.
Misalnya rambut lurus cenderung lebih mudah disisir dibandingkan rambut keriting yang membutuhkan perawatan khusus, karena kadang sulit disisir atau kusut.
Baca Juga : Benarkah Terlalu Lama Main Gadget Buat Mata Mengalami Pendarahan? #AkuBacaAkuTahu
Namun ada juga penyebab lain yang membuat rambut sulit disisir, yakni sebuah sindrom langka.
Sindrom yang disebut sebagai uncombable hair syndrom ini membuat rambut seseorang mengembang, jabrik atau kaku, dan susah disisir.
Rambut Mengembang Seperti Surai Singa
Teman-teman pernah mendengar istilah rambut singa? Istilah ini biasanya digunakan oleh mereka yang memliki rambut yang mengembang seperti surai singa karena susah disisir.
Nah, penderita unsombable hair syndrom atau UHS juga mengalami masalah ini, teman-teman.
UHS adalah salah satu kelainan pada helai rambut yang banyak dialami oleh anak-anak.
Anak-anak yang mengalami UHS akan punya rambut yang mengembang seperti surai singa, berwarna pirang atau perak, tidak beraturan, kering, dan susah diatur atau disisir.
Ada seorang balita bernama Taylor McGowan di Chicago, Amerika Serikat yang mengalami sindrom ini, lo, teman-teman.
Baca Juga : Tidak Hanya Warna Hijau, Inilah Pigmen-Pigmen Warna pada Tumbuhan
Karena UHS,Taylor jadi memiliki rambut jabrik, tebal, berwarna pirang, dan susah disisir, bahkan ia dijuluki Mini Einstein, lo. Hihihi...
Kalau dilihat, rambut Taylor memang terlihat mirip rambut fisikawan asal Jerman, Albert Einstein yang terkenal dengan rambutnya yang berantakan.
Kondisi ini membuatnya jadi unik.
Kenapa Ada yang Bisa Mengalami UHS?
Berbeda-bedanya warna, tekstur, dan bentuk rambut yang dimiliki setiap orang disebabkan oleh gen yang dibawa dari orangtua yang berbeda-beda juga.
Nah, begitu juga dengan UHS, sindrom ini juga diakibatkan oleh gen. Bedanya, gen yang menyebabkan sindrom ini mengalami mutasi atau perubahan yang terjadi saat penderita UHS masih dikandung, teman-teman.
Pada tahun 2016, Regina Betz dan Universitas Bonn bersama timnya melakukan penelitian mengenai sindrom rambut susah disisir ini.
Hasilnya, mereka menemukan ada tiga gen yang membuat seseorang bisa mengalami UHS, lo, yaitu gen yang disebut PADI3, TGM3, dan TCHH.
Ketiga gen tadi menentukan bagaimana bentuk batang rambut seseorang, sehingga mutasi yang terjadi pada salah satu dari tiga gen tadi akan menyebabkan seseorang mengalami UHS.
Baca Juga : Mengapa Dianjurkan Menyemprotkan Parfum di Pergelangan Tangan?
O iya, seseorang dengan UHS ini memiliki rambut yang tidak berbentuk bundar atau silinder seperti rambut kita, lo.
Teman-teman dengan UHS memiliki bentuk helai rambut yang unik, yaitu agak datar, bahkan ada yang berbentuk hati, nih, teman-teman.
Setelah menemukan tiga gen yang menyebabkan UHS, peneliti kemudian memeriksa Taylor dan ternyata ia mengalami mutasi pada gen PADI3.
Kondisi Rambut Membaik Seiring Bertambahnya Usia
Sindrom rambut susah disisir ini adalah sindrom yang langka, teman-teman, karena hanya terjadi pada sekitar 100 orang di dunia saja.
Selain itu, sindrom ini biasanya terjadi pada anak-anak saja, yang artinya saat mereka beranjak dewasa, kondisi rambut mereka akan membaik.
Ibu Betz mengatakan, kondisi rambut anak yang mengalami UHS ini akan membaik seiring bertambahnya usia, lo.
Baca Juga : Apa Itu Biofuel? Inilah Pengertian Biofuel dan Jenis-jenisnya
Itulah sebabnya kadang ada beberapa orang dewasa yang tidak menyadari bahwa mereka pernah mengalami sindrom UHS ini.
Hal ini juga menyebabkan tidak ada perawatan khusus yang harus dilakukan pada "rambut singa" anak-anak yang mengalami UHS.
Orang yang mengalami UHS juga dilaporkan tidak memiliki kelainan lain pada tubuhnya, hanya beberapa orang dengan UHS saja yang melaporkan adanya masalah pada gigi mereka.
Unik, ya, teman-teman?
Source | : | Hello Sehat,Live Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR