Bobo.id - Pernahkah kamu membayangkan, zaman dulu bagaimana orang-orang bisa bertukar barang, ya?
Sejak peradaban kuno, orang-orang sudah menjelajah ke tempat lainnya.
Nah, salah satu yang menjadi bagian dari sejarah penting hubungan perdagangan antar negara adalah jalur sutra.
Cari tahu kisahnya, yuk!
Awal Mula Bangsa Saling Bertukar Barang
Saat ini, kita bisa dengan mudah mengirimkan baran ke tempat yang jauh, ya? Ini karena teknologi komunikasi dan transportasi sudah semakin maju.
Meski belum ada tekbologi seperti sekarang, pertukaran barang atau informasi di seluruh dunia sudah berlangsung sejak zaman dahulu, lo.
Ini bermula lebih dari 2.000 tahun lalu, teman-teman. Yaitu berkat terbentuknya jalur sutra.
Jalur sutra ini adalah jalur perdagangan yang terbentang sepanjang lebih dari 8.000 kilometer. Jalur ini menghubungkan antara belahan bumi bagian barat dan timur.
Jalur sutra ini adalah jaringan dari beberapa jalur, teman-teman. Jalur ini menyebar dan menghubungkan satu wilayah dan wilayah lainnya.
Baca Juga : Sejak Kapan Manusia Minum Susu Sapi, ya? Ayo, Kita Cari Tahu!
Di masa awal peradaban manusia, semua kelompok masyarakat hidup terpencil di wilayahnya masing-masing.
Lama-kelamaan, mereka mulai mengenal suku yang hidup dengan cara nomaden. Suku ini menunggang kuda untuk berpindah-pindah tempat.
Suku nomaden ini adalah Scythian yang tersebar dari Hungaria sampai Mongolia. Suku Scythian yang terus berpindah jadi mengenal bangsa Yunani, Mesir, India dan Tiongkok.
Saat awal pertama bertemu bangsa lain yang asing, tentu saja ada keributan. Nah biasanya sebagai imbalan keamanan, mereka saling bertukar barang.
Orang Scythian yang nomaden pun jadi perantara pertukaran barang ke berbagai tempat.
Penyebaran Jalur Sutra
Nah, kemudian mulai terbentuklah jalur pertukaran barang ini, teman-teman.
Salah satu jalur yang penting adalah jalur kerajaan Persia yang diselesaikan oleh Darius I.
Kemudian, saat Persia dikuasai oleh Alexander the Great, perluasan wilayah mencapai Asia Tengah.
Baca Juga : Manusia Nomaden Juga Punya Papan Permainan, lo! Seperti Apa Bentuknya?
200 tahun sebelum masehi, duta dari Tiongkok, Zhang Qian, dikirim untuk bernegosiasai dengan suku nomaden di Barat.
Zhang Qian melaporkan pada Kaisar Han tentang keadaan dunia luar yang peradabannya semakin maju, berpotensi untuk perdagangan dan banyak barang di perbatasan Barat.
Kaisar pun mengirimkan duta dan pedangang ke Persia dan India untuk menukar kain sutra dan batu giok dengan kuda dan kapas. Kaisar juga menyertakan prajurit untuk melindunginya.
Jalur sutra pun semakin berkembang di sepanjang Eurasia.
Dampak Jalur Sutra
Dengan jalur ini, barang-barang Tiongkok seperti sutra bisa dipakai orang Roma.
Perabotan kaca yang dibuat bangsa Romawi juga berharga tinggi di Tiongkok.
Ekspedisi militer di Asia Tengah juga melihat pertemuan prajurit Tiongkok dan prajurit Romawi.
Kemungkinan dari sinilah prajurit Romawi mengadaptasi senjata busur silang.
Yap, selain bertukar barang, mereka juga bertukar ide, budaya, bahasa, sampai ajaran agama.
Baca Juga : Boneka Daruma, Oleh-Oleh Simbol Ketekunan dan Keberuntungan Jepang
Misalnya kepercayaan Buddha yang awalnya dari India tersebar luas ke Tiongkok dan Jepang.
Ada juga kepercayaan Islam yang dibawa dari semenanjung Arabia masuk ke Asia Selatan.
Semuanya ini kemudian bercampur dengan kebiasaan maupun kepercayaan asli yang sudah ada.
Jalur sutra menjadi penghubung antara banyak negara dan budaya.
Oiya, jalur ini disebut sebagai jalur sutra karena sutra dari Tiongkok menjadi barang yang banyak diperjual-belikan lewat jalur tersebut.
Kemudian, karena manusia kemudian semakin pandai membuat teknologi seperti kapal, jalur perdagangan di dunia semakin luas dan jalur sutra ditinggalkan.
Namun, orang-orang berbagai budaya di jalur ini berjasa dalam menghubungkan perdagangan antara negara-negara barat dan timur, teman-teman.
Baca Juga : Sarang Burung Walet Dijadikan Bahan Sup di Tiongkok, Kenapa, ya?
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | ted-ed |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR