Meski kecil, ngengat ini mampu terbang sejauh 1.000 kilometer, lo.
Menurut Profesor Eric Warrant, penurunan jumlah populasi ngengat bogong disebabkan oleh kurangnya curah hujan karena kekreringan musim dingin di area perkembangbiakan.
Selain itu dampak perubahan iklim juga memengaruhi keberadaan populasi ngengat bogong.
Biasanya, ada hujan yang cukup bagi pertumbuhan tumbuhan. Tumbuhan ini kemudian jadi makanan untuk ulat yang menetas dari telur ngengat.
Profesor Eric dan timnya baru menemukan kumpulan ngengat bogong di gua yang lain. Namun jumlahnya tidak diketahui apakah sama atau berkurang dari tahun lalu.
Ini menunjukkan kalau ngengat di gua yang berbeda datang dari tempat perkembangbiakkan yang berbeda.
Sehingga kemungkinan ngengat yang tidak kembali mengalami penurunan populasi atau bahkan kepunahan lokal di tempat perkembangbiakan nya.
Baca Juga : Ngengat Minum Air Mata, Ini Menu Makanan Hewan yang Unik! (Bagian 2)
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | ABC |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR